Unjuk Rasa Ricuh Memprotes Kebrutalan Polisi, 309 Demonstran Ditangkap di AS

Unjuk Rasa Ricuh Memprotes Kebrutalan Polisi, 309 Demonstran Ditangkap di AS

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 11 Jul 2016 16:30 WIB
Demonstran memprotes kebrutalan polisi AS ditangkap di New York (REUTERS/Bria Webb)
Dallas - Sejumlah unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi di Amerika Serikat (AS) berujung bentrokan. Sedikitnya 309 orang ditangkap dalam berbagai aksi protes yang digelar di berbagai kota besar AS.

Seperti dilansir CNN dan AFP, Senin (11/7/2016), sejumlah unjuk rasa yang terinspirasi gerakan antirasialisme Black Lives Matter digelar di New York, Chicago, juga di St Paul, Minnesota dan Baton Rouge, Louisiana sepanjang akhir pekan kemarin. Minnesota dan Louisiana menjadi lokasi tewasnya dua warga kulit hitam, Philando Castile dan Alton Sterling, akibat kebrutalan polisi.

Salah satu aktivis Black Lives Matter, DeRay Mckesson, ikut ditangkap oleh kepolisian di Baton Rouge, Louisiana dalam unjuk rasa yang digelar Sabtu (9/7) malam waktu setempat. Mckesson ditangkap bersama 124 demonstran lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Obama Ingatkan Warga AS Tak Terpancing Serangan Berbau Rasial pada Polisi

Sedangkan di St Paul, Minnesota, dilaporkan sekitar 102 demonstran ditangkap. Aksi protes di St Paul berujung bentrokan antara demonstran dengan kepolisian setempat di jalanan Interstate 94. Demonstran memblokir jalan tol dan melemparkan batu, botol kaca serta petasan ke arah polisi.

Kepolisian St Paul menyebut, sedikitnya lima personelnya mengalami luka-luka akibat aksi brutal demonstran itu. Salah satu polisi yang luka-luka dilaporkan terkena bongkahan beton berukuran besar di bagian kepalanya. Bongkahan beton itu diduga kuat dijatuhkan demonstran dari atas jembatan. Sebuah bom molotov juga dilemparkan ke arah polisi dari kerumunan demonstran.

Aksi protes ini didasari oleh kekecewaan dan kemarahan warga pada kebrutalan polisi yang menewaskan Castile di Minnesota dan Sterling di Louisiana. Ribuan warga AS dari berbagai latar belakang ras memperjuangkan gerakan antirasialisme Black Lives Matter.

Baca juga: Kisah Wanita Kulit Hitam AS yang Terharu Dilindungi Polisi di Dallas

Sebagian unjuk rasa di kota-kota besar AS itu berlangsung damai, meskipun diwarnai penangkapan oleh polisi. Tiga demonstran ditangkap di Chicago pada Sabtu (9/7), sedangkan 20 orang ditangkap di New York. Unjuk rasa serupa juga digelar di Washington, Atlanta, Miami dan Fort Lauderdale, Florida hingga Minggu (10/7) waktu setempat.

Presiden Barack Obama dalam pernyataannya, Sabtu (9/7), menegaskan bahwa AS bisa mengatasi ketegangan rasial yang tengah dialaminya. Obama menolak penyamaan situasi AS saat ini dengan kerusuhan sipil tahun 1960-an silam.

Obama yang kini tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke kawasan Eropa, memutuskan pulang sehari lebih awal pada Minggu (10/7). Obama dijadwalkan akan mengunjungi Dallas pada Selasa (12/7) waktu setempat.

"Saya sangat meyakini Amerika tidak terpecah seperti disebutkan beberapa pihak. Memang ada penderitaan, ada kemarahan, ada kebingungan... tapi juga ada persatuan," tegas Obama di sela-sela menghadiri KTT NATO di Warsawa, Polandia.

Baca juga: Kepala Kepolisian Dallas di Tengah Konflik Rasial dan Kebrutalan Polisi AS

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads