Seperti dilansir Reuters, Kamis (30/6/2016), otoritas bandara AS enggan membeberkan secara spesifik langkah keselamatan yang akan dilakukan usai teror bom Istanbul. Sejauh ini teror bom Istanbul menewaskan 41 orang dan melukai 239 orang lainnya.
Baca juga: Direktur CIA: Ada Ciri Khas ISIS dalam Bom Bunuh Diri Istanbul
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika Anda 'tidak familiar' dengan bandara, Anda harus mempersiapkan lebih banyak waktu, sekitar 30 menit atau 45 menit," sebut Direktur Eksekutif iJet International, perusahaan penasihat perjalanan, Bruce McIndoe.
Otoritas bandara, sebut McIndoe, bisa meningkatkan berbagai jenis elemen keamanan, mulai dari meningkatkan frekuensi penumpang yang dipilih acak untuk pemeriksaan keamanan tambahan, hingga menaikkan level sensitivitas alat magnetometer.
Baca juga: Telepon Erdogan, Obama Tawarkan Bantuan Selidiki Bom Bunuh Diri Istanbul
McIndoe menilai, usai teror bom Istanbul yang terjadi sebelum area pemeriksaan keamanan, bandara-bandara AS tampaknya akan fokus pada pengawasan dan pengerahan personel bersenjata di area publik yang tidak memiliki pemeriksaan keamanan. Otoritas New York dan New Jersey, yang mengawasi tiga bandara besar di New York City, menyatakan kepolisian telah meningkatkan patroli dengan persenjataan lengkap.
Kendati demikian, peningkatan pengamanan tidak terbatas pada bandara saja. Komisioner Polisi New York City, William Bratton, menuturkan kepada wartawan bahwa personel yang dikerahkan, termasuk unit pemberantasan terorisme, akan ditambah pada perayaan 4 Juli nanti.
American Automobile Association (AAA) memperkirakan, 43 juta warga AS akan bepergian antara 30 Juni hingga 4 Juli mendatang. AAA menyebut, kebanyakan bepergian dengan mobil, namun diperkirakan ada 3,3 juta warga yang bepergian dengan pesawat.
(nvc/ita)