Pernyataan itu disampaikan Cameron di hadapan parlemen Inggris usai hasil referendum Brexit pada 23 Juni lalu diumumkan, menunjukkan mayoritas warga Inggris ingin keluar dari Uni Eropa. Cameron menekankan, proses perundingan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tidak akan dimulai hingga penggantinya ditunjuk.
"Tidak perlu ada keraguan soal hasilnya (referendum). Tentu saya tidak menarik kembali pernyataan saya soal risiko, bahwa ini akan sulit, kita sudah melihat akan ada beberapa penyesuaian dalam perekonomian kita dan isu-isu konstitusional yang menantang," tutur Cameron seperti dilansir media Inggris, independent.co.uk, Selasa (28/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah jelas dan Kabinet sepakat pagi ini, bahwa keputusan (hasil referendum Brexit) harus diterima dan proses menerapkan keputusan itu, dalam cara sebaik mungkin harus dimulai sekarang," tegas Cameron, yang telah mengumumkan akan mundur pada Oktober mendatang.
Petisi online menyerukan digelarnya referendum kedua muncul dalam situs resmi parlemen dan pemerintahan Inggris sejak Jumat (24/6) malam. Hingga kini, petisi itu dilaporkan meraup nyaris 4 juta tanda tangan warga Inggris. Aturan menyebut, dibutuhkan minimal 100 ribu tanda tangan agar sebuah petisi dibahas oleh parlemen.
Petisi itu muncul di tengah penyesalan dan kekecewaan warga Inggris atas hasil referendum 23 Juni lalu. Dalam referendum itu, sebanyak 51,9 persen pemilih atau 17.410.742 orang memilih Inggris keluar Uni Eropa dan 48,1 persen pemilih atau 16.141.241 orang memilih tetap bergabung. Banyak warga yang tadinya memilih keluar Uni Eropa saat referendum, kini mengaku menyesal dan ingin mengulang dalam referendum kedua.
Baca juga: Saat Warga Inggris Kesal Tertipu Iklan Kampanye Brexit '350 Juta Pounds'
Sedangkan beberapa warga lainnya, yang juga memilih keluar Uni Eropa, mengaku merasa dibohongi oleh kampanye tim 'Leave' atau keluar. Kebohongan itu terkait iklan kampanye yang menyebut dana 350 juta Poundsterling yang dibayarkan Inggris ke Uni Eropa, setiap minggu akan dialirkan ke Layanan Kesehatan Nasional (NHS), salah satu badan dalam Departemen Kesehatan Inggris.
Sehari usai hasil referendum diumumkan, Ketua Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP) Nigel Farage yang juga penggerak Brexit menyatakan tak bisa menjamin 'janji' kampanye itu terwujud. Farage menyebut klaim itu sebagai kesalahan. "Itu bukan salah satu iklan dari saya. Saya tidak pernah menyampaikan klaim itu. Menurut saya, itu merupakan salah satu kesalahan yang dibuat tim kampanye 'Leave'," ucap Farage.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini