Seperti dilansir media Inggris, Sky News, Kamis (23/6/2016), warga di wilayah Gibraltar, yang terletak di pantai selatan Spanyol, memiliki kesempatan pertama untuk memilih. Tempat pemungutan suara dibuka sekitar pukul 06.00 waktu Inggris di wilayah itu, dan ditutup pukul 21.00 waktu Inggris.
Baca juga: Jika Keluar Uni Eropa, Inggris Tak Bisa Lagi Jadi Anggota
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah foto dari Reuters menunjukkan warga mulai antre di beberapa lokasi pemungutan suara yang ada di ibukota London. Meskipun turun hujan, warga tetap antusias menggunakan hak suaranya sambil antre di bawah payung.
![]() |
Komisi Pemilihan setempat menyebut, total sekitar 46,5 juta warga berhak menggunakan hak suaranya dalam referendum ini. Pada surat suara, para pemilih dihadapkan pada pertanyaan: "Apakah Inggris Raya harus tetap menjadi anggota Uni Eropa atau meninggalkan Uni Eropa?"
Kemudian para pemilih harus menyilang salah satu pilihan, yakni antara "Tetap menjadi anggota Uni Eropa" atau "Meninggalkan Uni Eropa".
![]() |
Pemungutan suara secara resmi digelar di 380 wilayah yang ada di seluruh Inggris, Wales dan Skotlandia. Ditambah dua wilayah yang ada di Irlandia Utara dan juga Gibraltar. Dengan demikian, total ada 382 area pemungutan suara, yang masing-masing akan mengumumkan hasilnya secara bertahap.
![]() |
Hasil akhir referendum ini akan diumumkan Manchester Town Hall, Inggris bagian utara, hanya jika 382 wilayah itu telah mengumumkan hasil secara resmi. Diperkirakan hasil akhir bisa diketahui pada Jumat (24/6) pagi waktu Inggris. Jakarta terpaut perbedaan waktu 6 jam lebih cepat dari London, Inggris.
![]() |
Inggris sendiri bergabung dengan Uni Eropa sejak tahun 1973 silam. Namun pada praktiknya, banyak yang merasakan manfaat Uni Eropa tidak banyak bagi Inggris dan Uni Eropa malah dianggap membebani Inggris. Referendum semacam ini pernah digelar pada tahun 1975 dan hasilnya memutuskan Inggris tetap di Uni Eropa. Untuk referendum tahun ini, PM Cameron telah berjanji akan menggelar referendum jika dia memenangi pemilu tahun 2015 lalu, yang merupakan periode keduanya sebagai PM Inggris.
Baca juga: Apakah Itu Brexit? Apa Dampaknya ke Indonesia?
(nvc/ita)