Dalam lima tahun belakangan ini KeKita memang aktif memberikan kajian keislaman baik secara online untuk masyarakat muslim Indonesia khususnya di Italia dan Eropa pada umumnya, dan silaturrahim secara langsung keluarga dan komunitas Indonesia muslim di Italia.
Menyambut Ramadan 2016 ini KeKita mengadakan kajian tarhib Ramadan dalam rangka mempersiapkan masyarakat muslim dalam menghadapi Ramadan yang pada tahun ini jatuh pada musim panas dengan durasi waktu puasa 18 jam. Peserta kajian adalah para anggota KeKita yang sudah menyebar ke berbagai negara karena berpindah tempat tinggal dan pekerjaan ke negara Eropa lain, maupun sudah kembali ke tanah air karena selesai tugas belajar atau dinas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ada juga dari Bucharest dan Rumania, mereka berkumpul di Wisma KBRI yang diorganisir oleh Duta besar KBRI Bucharest, Dubes Diar Nurbintoro, dan Ibu Dubes, Cut Dina Radhie, serta diaspora Indonesia di Bucharest, Oghie Refani.
Pembicara dalam kajian tarhib ini adalah Amru Rizal Razani, lulusan pondok pesantren Gontor, yang sedang bekerja sambil riset Doktoral di Lembaga Penelitian Fernwärme Forschungsinstitut (FFI) Hannover, Jerman.
Dalam kajiannya, Ustadz Amru menekankan betapa pentingnya menghadiri majelis ilmu dan majelis dzikir, di mana majelis tersebut dikeliling oleh malaikat dan mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah Swt.
"Tidaklah suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ta'ala melainkan para malaikat akan meliputi mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, lalu akan turun kepada mereka ketenangan, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya." (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda:
Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla membanggakan kalian (yang berada di majelis ilmu) di hadapan para malaikat."
(HR. Muslim)
Ustadz Amru Rizal Razani menekankan beberapa persiapan yang dilakukan untuk keberhasilan Ramadan yaitu persiapan ma'nawiyah (spiritual), persiapan fikriyah (akal), persiapan jasadiyah (fisik), dan persiapan maliyah (materi).
![]() |
Persiapan ma'nawiyah bisa dilakukan dengan memperbarui niat beribadah puasa hanya untuk menggapai ridho Allah Swt semata, mengingat taubat, menyempatkan diri untuk berdoa dan bertawakal. Bulan Ramadan agar diisi dengan memperbanyak membaca Alquran disertai memahami artinya, dengan minimal membaca terjemahannya, serta memperbanyak zikir.
Persiapan fikriyah dapat dilakukan dengan menghadiri majelis-majelis ilmu yang membahas mengenai persiapan dan fiqih puasa. Dapat juga dilakukan dengan membaca buku-buku mengenai fiqih puasa, apa saja yang membatalkan puasa, dan amalan-amalan apa saja yang dapat mengurangi pahala ibadah puasa itu sendiri.
Sedangkan persiapan jasadiyah dapat dilakukan dengan berolahraga, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, sehat dan menyehatkan. Rangkaian ibadah pada bulan Ramadan akan berhasil dengan baik dan optimal jika dilakukan oleh muslim yang memiliki kesehatan yang prima.
Terakhir adalah persiapan Maliyah dilakukan dengan memperbanyak infaq dan shodaqoh, mengundang saudara sesama muslim untuk berbuka puasa bersama di rumah kita, menyediakan kurma di masjid-masjid atau tempat-tempat di mana disediakan ta'jil untuk musafir, dan menunaikan zakat.
Ustadz Amru yang juga merupakan Representative PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional wilayah Jerman & Eropa menekanan pentingnya masyarakat muslim di Eropa untuk menunaikan kewajiban zakat. Zakat tidak saja merupakan zakat fitrah yang dibayar sebelum pelaksanaan Idul Fitri nanti, tetapi juga zakat mal dan zakat penghasilan bagi yang telah memenuhi nishab. Kenapa pembayaran zakat dianjurkan dilakukan pada bulan Ramadan bukan di bulan lain karena di bulan ini pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Swt. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Dalam bulan biasa, pahala setiap kebajikan dilipatgandakan 10 kali lipat, namun dalam bulan Ramadan pahala amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan amalan yang sunah disamakan dengan pahala amalan wajib di luar Ramadan." (HR Muslim).
*Penulis merupakan Koordiantor Komunitas Islam Indonesia Italia (KeKita).
(slh/slh)