Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (11/6/2016), surat sebanyak 12 halaman itu menyebut kejahatan seksual yang dilakukan Turner telah merusak hidupnya. Suratnya pun dibacakan di Pengadilan Santa Clara, California, sebelum hakim Persky membacakan putusannya.
"Kau tidak tahu aku, tapi kau sempat berada dalam diriku dan itulah mengapa kita ada di sini sekarang," tulis surat korban di persidangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Kisah Brok Turner dan Marahnya Publik AS karena Pemerkosaan Disepelekan
Surat itu menanggapi pernyataan ayah Turner, Dan Turner, yang menyebut bahwa anaknya tidak pantas mendekam di penjara hanya karena aksi yang berlangsung 20 menit. Tentu saja pernyataan tersebut memicu kemarahan publik AS dan memicu perdebatan panjang.
Suara protes warga terhadap putusan untuk Brook Turner (REUTERS/Stephen Lam) |
Kasus pemerkosaan ini rupanya sampai ke telinga Wakil Presiden AS Joe Biden. Ia memuji keberanian korban untuk menuntut keadilan dengan menyebutnya sebagai 'pejuang'.
Pengadilan Santa Clara telah menjatuhkan hukuman enam bulan penjara untuk Turner. Terhadap putusan itu, jaksa penuntut tidak terima karena jauh dari tuntutan penjara 6 tahun.
Turner yang saat ini ditahan di penjara San Jose, California. Namun ia telah dipindahkan ke sel khusus untuk keselamatannya, sebab ia baru mendapat ancaman juga pelarangan ikut pertandingan renang nasional pada Jumat (9/6) lalu. Ia dijadwalkan bebas dari penjara Santa Clara County pada 2 September 2016 mendatang menurut juru bicara Santa Clara County, Sersan James Jensen.
Suara protes warga terhadap putusan untuk Brook Turner (REUTERS/Stephen Lam) |
Publik AS kecewa dengan putusan hakim Persky yang hanya menjatuhi hukuman 6 bulan dengan rincian 3 bulan harus menjalankan hukuman pelayanan. Bagi mereka, hal ini sungguh meremehkan kasus pemerkosaan.
Standford University juga dituding tidak bersimpati terhadap korban lantaran belum adanya permohonan maaf atau sekadar menyampaikan belas kasihan kepadanya. Dua petisi dari mahasiswa yang mempertanyakan respon kampus dan mendesaknya untuk mengumumkan nama-nama mahasiswa yang bertanggungjawab terhadap kekerasan seksual juga beredar secara online.
Namun seakan tidak bergeming, pihak kampus menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada para penegak hukum. Bahkan para petinggi kampus tersebut tidak menjawab permintaan AFP untuk wawancara.
"Standford University telah melakukan segalanya untuk menjamin keadilan dalam kasus ini," tulis sebuah pernyataan yang dikutip dari rujukan ke jaksa. (aws/fjp)












































Suara protes warga terhadap putusan untuk Brook Turner (REUTERS/Stephen Lam)
Suara protes warga terhadap putusan untuk Brook Turner (REUTERS/Stephen Lam)