Silveira menjadi menteri kedua yang mengundurkan diri semasa kepemimpinan presiden sementara Brasil Michel Temer, yang baru berkuasa selama 18 hari sejak Dilma Rousseff dimakzulkan dari posisinya sebagai Presiden Brasil. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (31/5/2016).
Dalam rekaman audio yang dirilis televisi lokal Globo, Minggu (29/5) malam, Silveira terdengar berbicara dengan Presiden Senat Brasil Renan Calheiros dan Sergio Machado, presiden anak perusahaan Petrobas, Transpetro. Kedua pria itu tengah diselidiki pihak berwenang atas dugaan kasus penggelapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman audio itu juga menunjukkan Silveira menyebut penyelidikan kasus itu sungguh tersesat. Dia juga terdengar memberi nasihat kepada Machado soal cara melindungi diri dari penyelidikan pidana. Rekaman audio itu direkam pada Maret lalu, ketika Silveira masih bertugas untuk Dewan Kehakiman Nasional.
Sejumlah media Brasil menyebut, Machado sengaja merekam percakapan itu, dengan tujuan agar mendapat keringanan hukuman dalam persidangan.
Kantor media Istana Kepresidenan Brasil membenarkan pengunduran diri Silveira. Dalam surat pengunduran dirinya yang dipublikasi oleh media Brasil, Silveira membela diri dengan menyebut pernyataannya itu masih umum.
"Komentar umum dan pendapat sederhana, yang diperkuat oleh iklim kegusaran politik yang kita semua saksikan," sebutnya.
Baca juga: Air Mata Mewarnai Pidato Terakhir Dilma Rousseff Sebagai Presiden Brasil
Pada Senin (30/5), para pejabat dari kementerian Transparansi yang dibentuk Temer untuk memerangi korupsi yang merajalela di Brasil, melakukan proses demi menyerukan kepada Silveira untuk mundur. Organisasi pemantau korupsi internasional, Transparency International, juga menyerukan hal yang sama.
Pengunduran diri Silveira ini terjadi selang seminggu setelah sekutu utama Temer, Romero Juca, dipecat dari jabatannya terkait bocoran audio lainnya yang menyebut dirinya mengatakan pemakzulan Rousseff bisa menjadi jalan untuk menjegal penyelidikan kasus Petrobas. Penyelidikan kasus Petrobas yang diberi nama 'Operation Car Wash' dipandang sebagai investigasi dan penuntutan terhadap puluhan politikus dan eksekutif Brasil, termasuk Juca.
Temer yang sebelumnya menjabat Wakil Presiden Brasil, bertugas sebagai Pelaksana Tugas Presiden Brasil setelah Rousseff dimakzulkan pada 12 Mei lalu. Setelah Juca dipecat pekan lalu, Temer menegaskan, penyelidikan kasus Petrobas akan terus berlanjut dan dirinya sendiri yang akan mendesak penyelidikan itu lebih keras.
(nvc/ita)