"Washington menghormati pilihan rakyat Filipina. Kami dengan senang hati akan bekerja sama dengan pemimpin yang telah mereka pilih," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Elizabeth Trudeau kepada para wartawan seperti dilansir NBC News, Rabu (11/5/2016).
Sambutan juga disampaikan juru bicara Gedung Putih Josh Earnest. Dikatakannya, pemerintah AS menantikan untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan dengan Filipina yang dipujinya sebagai "demokrasi yang hidup" yang membantu AS soal keamanan maritim. Earnest pun memuji Filipina atas pemilu yang berlangsung lancar di negeri itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya.
Dia menegaskan akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para penjahat.
"Lupakan hukum HAM," cetus Duterte seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/5/2016). (ita/ita)











































