Duterte yang menjabat Wali Kota Davao sejak tahun 1988 ini menjadi kandidat paling dijagokan publik. Visi dan seruan kampanye Duterte yang brutal namun dianggap menjadi solusi cepat untuk mengatasi persoalan besar Filipina, terutama maraknya tindak kriminal, korupsi dan kemiskinan.
Capres Filipina, Manuel Roxas, yang didukung Presiden Aquino (REUTERS/Stringer) |
Pemungutan suara yang digelar Senin (9/5) pagi di Filipina tidak hanya bertujuan memilih presiden dan wakil presiden baru, tapi juga memilih 300 anggota parlemen dan sekitar 18 ribu anggota dewan daerah. Separuh dari total 100 juta jiwa penduduk Filipina yang terdaftar sebagai pemilih, menggunakan hak pilihnya di sejumlah tempat pemungutan suara yang tersebar secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Filipina Gelar Pemilihan Presiden, Wali Kota Kontroversial Dijagokan Menang
Posisi kedua, menurut CNN Philippines, ditempati oleh Senator Grace Poe yang meraup 757 ribu suara. Sedangkan posisi ketiga diduduki oleh Manuel 'Mar' Roxas yang tidak disebut perolehan suara sementaranya.
Ketika dimintai tanggapan oleh CNN Philippines soal hasil sementara itu, Duterte mengambil pendekatan berhati-hati. "Saya belum menang hingga saya ada di sana. Jika memang takdir saya untuk ada di sana, maka saya menerimanya," ucapnya.
Capres Filipina, Grace Poe, yang diprediksi mampu menyaingi Duterte (REUTERS/Janis Alano) |
Selain Duterte, ada empat kandidat lainnya yang memperbutkan suara rakyat Filipina untuk menggantikan Presiden Benigno Aquino. Mereka adalah Manuel 'Mar' Roxas -- mantan Menteri Dalam Negeri yang didukung Presiden Aquino, kemudian Grace Poe -- senator Filipina, lalu Miriam Santiago -- juga seorang senator Filipina dan Jejomar Binay yang kini menjabat Wakil Presiden Filipina.
Hasil sementara itu sesuai dengan sejumlah polling terbaru yang digelar menjelang pemilu Filipina. Sedikitnya dua jajak pendapat yang digelar pekan lalu, menunjukkan Duterte memimpin sedikitnya 11 persen suara dari rival terdekatnya. Grace Poe dan Roxas diprediksi sebagai kandidat yang paling mampu menyaingi Duterte.
Baca juga: Pemilu Filipina, 'Rambo' dan Pembunuh Bayaran yang Berkeliaran
Sosok Duterte yang menjadi favorit publik, dianggap mengkhawatirkan oleh pemerintahan Presiden Aquino. Retorika berapi-api dan sumpah Duterte untuk membunuh setiap pelaku kriminal, menuai kekhawatiran akan kepemimpinan bergaya otoriter. Pekan lalu, Presiden Aquino meminta kandidat lainnya untuk bersatu dan menghalangi Duterte memenangi pemilu.
(nvc/nwk)












































Capres Filipina, Manuel Roxas, yang didukung Presiden Aquino (REUTERS/Stringer)
Capres Filipina, Grace Poe, yang diprediksi mampu menyaingi Duterte (REUTERS/Janis Alano)