Sejumlah media asing hari ini memberitakan soal pernyataan Erdogan tersebut, menyusul ledakan bom di Brussels pada Selasa (22/3) kemarin yang menewaskan 35 orang.
"Tak ada alasan mengapa bom yang meledak di Ankara tak bisa meledak di Brussels, di kota-kota Eropa lainnya," tutur Erdogan dalam pidatonya pada Jumat, 18 Maret lalu untuk memperingati pertempuran Perang Dunia I di kota pantai Turki, Canakkale, seperti dilansir media Press TV, Rabu (23/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya, tak ada korelasi antara serangan bom di Brussels dan Ankara, sebab ledakan Brussels diklaim oleh kelompok radikal ISIS. Sedangkan ledakan bom mobil di Ankara, Turki diklaim oleh kelompok militan yang berafiliasi dengan militan Kurdi terlarang, Kurdistan Workers' Party (PKK).
Komentar Erdogan tersebut menarik karena beberapa hari setelah diucapkan, ledakan bom terjadi di Brussels. Meskipun tampaknya pernyataan Erdogan tersebut merupakan ekspresi kemarahan terhadap para pemimpin Uni Eropa, karena membiarkan para pendukung PKK mendirikan tenda-tenda dalam aksi protes mereka di luar gedung Uni Eropa di Brussels.
Ledakan di Brussels terjadi selang beberapa hari setelah penangkapan Salah Abdeslam, tersangka serangan teror di Paris, Prancis yang menewaskan 130 orang. Tersangka yang diburu sejak November tahun 2015 lalu itu, berhasil ditangkap di Brussels. Sejak saat itu, otoritas Belgia dalam kondisi waspada tinggi terhadap aksi balasan.
(ita/ita)











































