Sanksi baru yang dijatuhkan Obama bertujuan mengisolasi pemimpin Korut Kim Jong Un, setelah uji coba nuklir dan rudal yang dianggap sebagai provokasi. Sanksi ini mengancam larangan sistem keuangan global bagi pihak mana saja yang terlibat bisnis dengan sektor ekonomi Korut. Bagi pihak yang melanggar sanksi ini, aset-asetnya akan dibekukan segera.
Saat ditanya apakah China khawatir dengan sanksi baru ini, yang berpotensi mengganggu hubungan bisnis antara bank-bank China dengan Korut, juru bicara Kementerian Keuangan China Lu Kang menyebut hal ini menjadi perhatian khusus pihaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obama Jatuhkan Sanksi Baru untuk Korut Usai Uji Coba Nuklir
"Kedua, dengan situasi terkini di Semenanjung Korea yang rumit dan sensitif, kami menentang setiap langkah yang bisa memperburuk ketegangan di sana," imbuhnya.
"Ketiga, kami telah menekankan dengan jelas beberapa kali dalam pertemuan dengan negara-negara terkait, setiap sanksi sepihak yang diberlakukan oleh negara manapun tidak seharusnya berdampak maupun membahayakan kepentingan China," tegas Lu.
China merupakan satu-satunya sekutu dekat Korut, namun negara ini tidak sepakat dengan program nuklir negara komunis itu. China bahkan menyerukan agar Semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini China juga menjadi mitra dagang terbesar Korut.
Korut melakukan uji coba nuklir pada 6 Januari lalu, yang diikuti peluncuran rudal pada 7 Februari. Dewan Keamanan PBB, termasuk China, sepakat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korut, bulan ini.
(nvc/trw)











































