"Program rudal Iran tidak akan dihentikan dalam situasi apapun ... IRGC (Korps Garda Revolusioner Iran) tidak pernah menerima resolusi Dewan Keamanan PBB soal program rudal Iran ... kami selalu siap mempertahankan negara ini dari penindas manapun. Iran tidak akan menjadi seperti Yaman, Irak atau Suriah," tegas komandan senior IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh kepada televisi nasional Iran dan dilansir Reuters, Kamis (10/3/2016).
Baca juga: Selang Sehari, Iran Kembali Gelar Uji Coba Rudal Balistik
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia membatasi program nuklirnya dan sebagai gantinya, sanksi ekonomi dari dunia internasional terhadap Iran dicabut. Pejabat Iran menyatakan uji coba rudal itu tidak melanggar kesepakatan nuklir.
"Program rudal Iran dan uji coba rudal yang dilakukan beberapa hari terakhir saat latihan militer tidak melanggar komitmen nuklir dan kesepakatan nuklir yang dicapai dengan enam negara (AS, Inggris, Rusia, Prancis, China dan Jerman)," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi-Ansari.
Baca juga: Iran Klaim Rudal Balistiknya Mampu Menjangkau Israel
IRGC menyatakan uji coba rudal balistik pekan ini merupakan bagian dari latihan militer, yang bertujuan memamerkan kekuatan pertahanan Iran dan kemampuan negara tersebut dalam menghadapi ancaman.
"Rudal-rudal itu ditembakkan dari wilayah Iran bagian utara dan mengenai target di sebelah tenggara negara ini. Beberapa rudal membawa 24 hulu ledak dan satu ton TNT," sebut Hajizadeh.
Secara terpisah, Wakil Presiden AS Joe Biden menyatakan akan bertindak tegas terhadap Iran, terkait uji coba rudal itu. Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry telah membahas isu ini dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif.
Baca juga: Iran Uji Coba Rudal Dua Hari Berturut-turut, AS Ancam Bertindak Tegas
(nvc/ita)











































