Otoritas terkait menetapkan batas waktu pencarian hingga Juni mendatang. Australia yang memimpin pencarian MH370 akan menggelar pertemuan dengan Malaysia dan China untuk menentukan apakah pencarian perlu diperluas atau dihentikan.
"Mereka bisa menghentikan pencarian, tapi ke mana kami bisa menghentikan perasaan kehilangan ini? Kami ingin mereka terus berusaha, jika mungkin, untuk terus melanjutkan pencarian MH370," ucap salah satu keluarga korban MH370, Jacquita Gonzales, yang merupakan istri kepala awak pesawat, Patrick Gomes, seperti dilansir Reuters, Senin (7/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Temukan Puing di Mozambik, Pria AS Ingin Pecahkan Misteri MH370
MH370 menghilang pada 8 Maret 2014 ketika mengudara dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Pencarian difokuskan pada area seluas 120 ribu kilometer persegi di Samudera Hindia bagian selatan, namun hingga kini belum membuahkan hasil. Sejauh ini, baru satu puing berbentuk flaperon atau sayap pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion, Samudera Hindia pada Juli 2015 yang telah dipastikan sebagai bagian MH370.
Pekan lalu, seorang warga Amerika Serikat menemukan puing yang diduga MH370 di perairan Mozambik, Afrika. Otoritas terkait menyebut puing itu kemungkinan besar bagian pesawat Boeing 777, tipe yang sama dengan MH370. Lokasi penemuan puing itu, yakni di perairan antara Afrika bagian timur dengan Madagaskar, disebut sesuai dengan arah hanyutnya MH370 seperti diperkirakan para pakar.
Baca juga: Temuan Puing di Mozambik Sesuai dengan Arah Hanyut MH370
Puing dari Mozambik itu dibawa ke Australia untuk dianalisis lebih lanjut dan hingga kini belum diketahui hasilnya. Namun keluarga korban merasa temuan di Mozambik itu memicu harapan baru. Mereka meminta otoritas terkait kembali memeriksa kesalahan-kesalahan mereka di masa awal pencarian.
"Banyak yang didasarkan perkiraan yang belum digunakan sebelumnya, selalu ada ruang untuk kesalahan manusia," ujar Grace Subathirai Nathan yang ibundanya, Anne Daisy, ada di dalam MH370.
Pada Agustus tahun lalu, analisis arus laut sempat mengidentifikasi Indonesia sebagai lokasi perkiraan arah hanyut MH370. "Jika itu saja bisa salah, apa lagi yang kira-kira salah?" imbuh Nathan (28) yang berprofesi sebagai pengacara ini.
Baca juga: Satu Lagi Puing Diduga MH370 Ditemukan di Pulau Reunion
(nvc/ita)











































