Dilansir AFP, Jumat (4/3/2016) kerusuhan di negara yang terletak di pesisir utara Amerika Selatan ini terjadi pada Kamis (3/3). Kerusuhan terjadi karena para narapidana memprotes penjara tersebut yang sudah melebihi kapasitas.
Selain karena penjara yang melebihi kapasitas, kerusuhan ini dipicu setelah polisi melakukan razia di dalam penjara menyita berbagai barang terlarang seperti handphone dan obat-obatan terlarang. Para tahanan kemudian tak terima dan melakukan perlawanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi pun masuk menyerbu ke dalam tahanan untuk mengendalikan situasi. Namun para tahanan melakukan perlawanan dengan berbagai benda seperti kayu dan lainnya.
Sejauh ini sudah ada 16 orang tahanan yang dilaporkan tewas. Pihak berwenang mengatakan, sedikitnya 8 orang tahanan dirawat di Georgetown Public Hospital Corporation karena luka bakar dan menghirup asap. Ambulans terlihat keluar masuk ke dalam penjara. Terlihat ada satu tahanan dibawa karena luka bakar di kaki dan bahunya.
"Ini situasi krisis," kata Menteri Keamanan Publik Khemraj Ramjattan.
Komandan polisi setempat Clifton Hicken mengatakan, tubuh 16 tahanan yang tewas sudah dipindahkan ke dalam kamar mayat. Namun tidak dijelaskan bagaimana semua dari mereka meninggal. Dia hanya menyatakan beberapa orang meninggal karena menghidup asap dan lainnya karena luka bakar.
Kamis sore situasi sudah bisa ditangani oleh aparat. Tentara juga sudah ditempatkan di luar penjara mengantisipasi kerusuhan terulang. Komite tengah dibentuk untuk menyelidiki peristiwa ini.
Penjara ini dibangun dengan kapasitas 775 tahanan. Namun penjara ini menampung lebih dari 1.000 orang. Para tahanan pun memprotes kelebihan kapasitas itu. (hri/hty)