Juru bicara Pentagon Peter Cook menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah Serbia dan keluarga dari kedua staf tersebut. Namun dia mengatakan bahwa kondisi kematian keduanya belum jelas.
"Kami telah melihat laporan bahwa 2 sandera dari Serbia terbunuh di Libya. Saat ini, kami tidak memiliki infomasi yang mengindikasikan kematian mereka adalah karena serangan AS terhadap kamp pelatihan ISIS di Libya," ucap Cook seperti dilansir AFP, Minggu (21/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya dilaporkan sedikitnya 43 orang tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap kamp pelatihan ISIS di Libya. Dua staf Kedutaan Serbia yang diculik di Libya tahun lalu termasuk di antara korban tewas.
Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic mengatakan, kedua staf Kedutaan tersebut diculik pada 8 November 2015 lalu setelah konvoi kendaraan diplomatik mereka ditembaki para pria bersenjata di dekat kota Sabratha. Keduanya diidentifikasi sebagai Sladjana Stankovic, seorang staf komunikasi dan Jovica Stepic, sopir kedutaan.
"Kami sedang menunggu identifikasi para korban, jadi kami belum bisa mengkonfirmasi secara resmi informasi (kematian kedua staf) tersebut," ujar Dacic pada konferensi pers di Beograd, seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (20/2/2016).
Pesawat-pesawat tempur AS menggempur kamp pelatihan ISIS di kota Sabratha, Libya pada Jumat (19/2) waktu setempat. Ini merupakan serangan udara AS kedua kalinya yang dilancarkan terhadap ISIS di Libya dalam tiga bulan terakhir.
Kamp pelatihan tersebut terkait dengan Noureddine Chouchane, warga Tunisia yang dituduh otoritas Tunisia terlibat dalam serangan-serangan di museum dan resor pantai Sousse di Tunisia. Puluhan turis tewas tewas dalam serangan-serangan pada tahun 2015 tersebut. Chouchane diyakini termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan AS tersebut. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini