Seperti dilansir CNN, Rabu (17/2/2016), mantan Gubernur Florida yang juga adik mantan Presiden AS George W Bush ini, memposting foto sebuah pistol yang salah satu sisinya bertuliskan ukiran namanya "Gov. Jeb. Bush" melalui akun Twitter-nya @JebBush yang telah diverifikasi.
Pada keterangan foto yang diposting pada Selasa (16/2) waktu setempat itu, Jeb menulis satu kata singkat: "America."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tweet itu muncul setelah Jeb mengunjung FN Manufacturing, sebuah perusahaan senjata api di Columbia, South Carolina pada Selasa (16/2) pagi. Jeb juga mengunjungi Balai Kota setempat dan mengungkapkan keyakinannya pada Amandemen Kedua soal kepemilikan senjata dalam Konstitusi AS.
Berbagai kritikan langsung muncul di media sosial, salah satunya dari pemilik akun Edward Snowden yang diverifikasi Twitter. "Hapus akunmu," kicau @Snowden.
![]() |
Komentar menyindir datang dari akun Twitter bernama @wikileaks yang mengatakan: "Apakah pelurunya juga diukir?"
![]() |
Menanggapi tweet dari akun Twitternya yang menuai kontroversi itu, Jeb yang berbicara kepada wartawan di Leesville, Louisiana pada hari yang sama, mengaku tak tahu soal tweet itu. Namun dia mengakui pistol dengan ukiran namanya itu merupakan bentuk apresiasi atas kunjungannya ke perusahaan senjata FN Manufacturing.
"Tujuannya adalah kami pergi mengunjungi fasilitas pabrik senjata yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan, pekerjaan dengan upah tinggi. Dan saya menerima sebuah senjata dan saya merasa terhormat untuk memilikinya," ucap Jeb.
Isu militer diprediksi akan dominan dalam pembahasan politik di South Carolina. Beberapa hari terakhir, para kandidat Partai Republik berusaha menunjukkan ketangguhan keamanan nasional masing-masing pada publik South Carolina. Menurut polling CNN/ORC terbaru untuk wilayah South Carolina, Jeb Bush diprediksi meraih 10 persen suara dan diperkirakan akan meraih posisi keempat di antara kandidat Republik lainnya, termasuk Donald Trump yang mendominasi pemilihan awal sebelumnya di New Hampshire.
Baca juga: Pilpres AS, Proses Panjang Mencari Pengganti Obama Tahun Ini
(nvc/ita)