Putin Terseret Pembunuhan Eks Agen KGB, Inggris Panggil Dubes Rusia

Putin Terseret Pembunuhan Eks Agen KGB, Inggris Panggil Dubes Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 21 Jan 2016 19:34 WIB
Alexander Litvinenko di London tahun 2004 (AFP PHOTO/MARTIN HAYHOW)
London - Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut hasil penyelidikan pembunuhan mantan agen KGB Alexander Litvinenko yang menyeret Presiden Rusia Vladimir Putin sangat mengganggu. Inggris memutuskan untuk memanggil Duta Besar Rusia di London.

"Kesimpulan bahwa pembunuhan disetujui oleh level tertinggi dari negara Rusia sungguh mengganggu," demikian pernyataan kantor PM Cameron seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (21/1/2016).

"Ini bukanlah cara bagi negara manapun, khususnya anggota permanen Dewan Keamanan PBB, seharusnya berperilaku. Dengan sangat menyesal, temuan ini mengkonfirmasi apa yang kami dan pemerintahan sebelumnya yakini," imbuh pernyataan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Hakim Inggris: Presiden Putin Mungkin Setujui Pembunuhan Eks Agen KGB

Disampaikan juru bicara PM Cameron bahwa PM Cameron akan menimbang sebaik mungkin setiap respons atas temuan ini, dengan melihat keperluan yang lebih luas untuk bekerja bersama Rusia dalam isu-isu tertentu. "Dengan titik terang temuan penyelidikan ini, kami tengah mempertimbangkan langkah selanjutnya yang harus kami ambil," sebutnya.

Secara terpisah, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May menyatakan pemerintah akan memanggil Duta Besar Rusia di London. Pemanggilan ini dimaksudkan untuk menyampaikan ketidaksenangan Inggris terhadap kegagalan Rusia untuk bekerja sama dalam penyelidikan kasus pembunuhan Litvinenko ini.

Di hadapan parlemen Inggris, May juga mengusulkan pembekuan aset terkait kasus pembunuhan ini. "Merupakan pelanggaran tidak bisa diterima dan terang-terangan terhadap prinsip hukum internasional paling mendasar," sebutnya mengenai kemungkinan keterlibatan Putin dalam pembunuhan ini.

Baca juga: Rusia Sebut Penyelidikan Pembunuhan Eks Agen KGB Dipolitisasi Inggris

Dalam laporan penyelidikan, hakim Inggris Robert Owen menyimpulkan operasi intelijen Rusia untuk membunuh Litvinenko tahun 2006 lalu, mungkin disetujui oleh Putin. Litvinenko tewas 3 minggu setelah meminum teh hijau yang ternyata dicampur isotop polonium-210 yang merupakan radioaktif langka.

Otoritas Rusia selama ini terus membantah keterlibatan dalam pembunuhan Litvinenko tahun 2006 lalu, di hotel mewah Millennium, London. Dua warga Rusia, Andrei Lugovoy yang mantan pengawal KGB dan rekannya Dmitry Kovtun, telah diidentifikasi oleh polisi Inggris sebagai tersangka pembunuh Litvinenko. Namun otoritas Rusia menolak untuk mengekstradisi keduanya ke Inggris.

Baca juga: Janda Eks Agen KGB Minta Rusia dan Putin Dihukum

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads