Kritikan Tersamar Obama untuk Donald Trump

Kritikan Tersamar Obama untuk Donald Trump

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 10 Des 2015 16:51 WIB
Donald Trump (REUTERS/Randall Hill)
Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memang tidak mengomentari langsung pernyataan kontroversial bakal calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Namun Obama sempat menyinggung soal toleransi beragama saat berbicara soal larangan perbudakan di Gedung Capitol AS.

Saat berpidato dalam peringatan 150 tahun amandemen ke-13 Konstitusi AS di Gedung Capitol, Obama memang tidak menyebut secara langsung nama Trump namun dia memperjelas konteks politik dalam komentarnya. Amandemen ke-13 mengatur soal larangan perbudakan.

"Ingatlah bahwa kebebasan kita terikat pada kebebasan orang lain, terlepas seperti apa mereka atau dari mana asal mereka atau apa nama belakang mereka atau keyakinan apa yang mereka praktikkan," ucap Obama yang menuai sorakan keras dari anggota parlemen AS yang hadir, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (10/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Bagi Pendukung Partai Republik, Trump Menyuarakan Kekhawatiran Mereka)

Obama mendorong warga AS untuk melakukan apa yang telah dilakukan generasi sebelumnya. "Bangkit dari sinisme dan ketakutan," ujarnya.

"Kita mengkhianati upaya masa lalu jika kita gagal melawan sikap fanatik dalam segala bentuknya," sebut Obama komentar tersamar untuk Trump yang pekan ini melontarkan gagasan melarang muslim masuk ke wilayah AS karena maraknya ancaman teror.

Dalam pernyataannya, Obama menggunakan istilah 'bigotry' yang merupakan sebutan untuk sikap intoleran dan penuh prasangka terhadap orang lain.

(Baca juga: Puluhan Anggota Parlemen Israel Tolak Kunjungan Trump)

Komentar Obama ini sedikit lebih halus dari komentar yang disampaikan Gedung Putih sebelumnya. Juru bicara Gedung Putih, John Earnest, dalam komentarnya menyebut pernyataan kontroversial ini seharusnya mendiskualifikasi Trump dari kompetisi pencapresan Partai Republik.

Earnest juga menantang politikus maupun kandidat capres lainnya dari Partai Republik untuk mengecam Trump dengan keras.

Sementara itu, berbagai kecaman mengalir dari banyak pihak, termasuk beberapa negara sekutu AS seperti Prancis, Inggris dan Kanada. Di Inggris, sekitar 370 ribu orang menandatangani petisi yang melarang Trump datang ke negara tersebut.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads