Emily yang Pandai Menari Tana Doang, Rod dan Michael yang Kepincut Silat

Jelajah Australia

Emily yang Pandai Menari Tana Doang, Rod dan Michael yang Kepincut Silat

Nograhany Widhi K - detikNews
Rabu, 02 Des 2015 10:27 WIB
Emily, Michael dan Rod (Foto: Nograhany WK)
Melbourne - Banyak warga Australia yang kesengsem kebudayaan Indonesia. Emily Solima, Rod Cumberbatch dan Michael Honegger segelintir di antaranya.

Emily Solima tampak cantik mengenakan baju bodo berbahan organdi warna ungu, dengan ornamen dan hiasan kepala warna emas. Dia lincah memainkan sarung bersama 4 teman-temannya. Tana Doang, tarian yang ditampilkannya itu adalah nama lain dari Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, yang berarti tanah tempat berdoa.

"Saya menari Tana Doang dengan kelompok tari saya, saya berlatih di Sanggar Lestari-nya Ningsih Millane, anaknya, Yana dan Mira melatih saya dengan baik," tutur Emily.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emily ditemui detikcom -- yang ke Australia atas undanganΒ Australia Plus ABC International -- di sela-sela Indonesia Food and Trade Festival di Box Hill Town Hall, Box Hill, kota di pinggiran Melbourne, Victoria pada September 2015.

Emily mengaku sudah sejak awal 2015 ini mempelajari tari Tana Doang. Dia bahkan sempat menarikan Tana Doang di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

Emily saat pentas menarikan tari Tana Doang (Foto: Nograhany WK)


"Saya pernah pentas juga waktu ada acara di Federation Square Melbourne pada Mei 2015 lalu. Kalau menjelang pentas begitu, berlatihnya setiap pekan selama 2 bulan," tutur perempuan sarjana ilmu kesehatan dari Universitas Deakin ini.

Selain memfavoritkan tarian Tana Doang, Emily kini juga belajar tari gending sriwijaya asal Sumatera Selatan dan berharap bisa segera pentas. Kala ditanya mengapa suka akan budaya Indonesia, Emily menjawab,"Suka budaya dan orang-orangnya sangat terbuka".

Dia juga pernah ke Indonesia 4 kali, masing-masing ke Makassar, Jakarta, Bandung, Yogya dan Bali. Dara ini juga sedikit bisa berbahasa Indonesia.

"Saya bisa bahasa Indonesia sedikit di kampus saya, dan dari teman-teman Indonesia saya, meski sangat sedikit," jelas penyuka soto ayam ini ramah.



Lain dengan Rod Cumberbatch dan Michael Honegger, yang luwes meliak-liukkan tubuh dalam balutan baju hitam-hitam dan udeng dari kain batik. Mereka melakukan jurus-jurus pencak silat ditabuhi musik degung Sunda. Rod dan Michael sesekali bersila, seperti bersemedi, kemudian berdiri, menyilangkan tangan, membawa sabit dengan jurus-jurus ritmis yang indah.

"Saya berlatih pencak silat selama 2 tahun sekarang, kami berlatih di Melbourne, kami punya Federasi Pencak Silat Melbourne dan kami berlatih di (padepokan) Silat Thomas," tutur Rod yang diwawancara detikcom usai pentas.

Rod yang berasal dari Inggris namun kini hidup di Melbourne ini, mengaku sebenarnya dia tertarik pada seni bela diri secara umum. Namun dia kepincut pencak silat karena tertarik akan sikap mentalnya.

"Pencak silat utamanya, sangat mengalir, juga saya suka sikap mentalnya kala berlatih. Tapi umumnya tekniknya sangat beragam," tutur Rod yang berlatih pencak silat sendiri setiap hari dan berlatih dengan padepokannya 3 kali seminggu.

Meski rajin berlatih pencak silat yang Indonesia sekali, namun Rod mengaku belum pernah ke Indonesia. "Saya mau ke Bali, untuk berlatih bela diri dan bukan ke pantai. Saya juga ingin pergi ke Jakarta, ke padepokan silat dan stadionnya," harapnya.

Filosofi pencak silat juga membuat hati Michael Honegger kesengsem pada seni bela diri Indonesia ini. Pencak silat, menurutnya punya aspek fisik dan spiritual.

Michael saat menunjukkan kemampuan pencak silat di atas panggung (Foto: Nograhany WK)


"Secara pribadi saya melihat sejak masih muda, itu melatih orang. Saya melihat pencak silat punya banyak aspek berbeda. Ada tradisional, ada seni. Jadi banyak aspek berbeda di pencak silat, pakai tetabuhan gendang, aspek gerakannya, ekspresi, budayanya sangat kuat. Aspek jika mau kompetisi bisa, jika mau lihat aspek mental, meditasi dan spiritualnya juga bisa, dan semua itu Anda bisa melakukan apa saja, sangat beragam. Seni beladiri yang sangat menarik dengan banyak aspek berbeda," tutur Michael.

Michael ini lebih jago lagi, karena belajar pencak silat sejak dia masih kanak-kanak. Namun 10 tahun lalu dia bergabung dengan padepokan Silat Thomas dan baru mulai serius 8 tahun lalu.

"Saya tumbuh di Malaysia dan Singapura, tapi kemudian di Australia dengan gaya Jawa Barat, jadi belajar di sini," imbuh dia.

Michael sering mengikuti kompetisi yang diselenggarakan Australian Pencak Silat Federation (APSF). Dia juga pernah bertanding pencak silat mewakili Australia di Eropa.

"Kejuaraan terakhir di Phuket Thailand, namun saya tak bertarung lagi, terlalu tua. Kelas fight itu yang muda-muda," jelas dia.

Baca terus fokusΒ Jelajah Australia, dan ikutiΒ Hidden Quiz-nya!
Halaman 2 dari 1
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads