"Badan Satwa Liar dan Perikanan AS melakukan penyelidikan atas pembunuhan singa Cecil," tutur Wakil Kepala Penegak Hukum pada Badan Satwa Liar dan Perikanan AS, Edward Grace, seperti dilansir AFP, Jumat (31/7/2015).
Dokter gigi AS Walter Palmer yang gemar berburu, membunuh singa Cecil yang dilindungi pada awal bulan ini. Pemburu profesional Zimbabwe yang membantu Palmer telah diadili atas dakwaan gagal mencegah perburuan ilegal. Pembunuhan singa Cecil ini memicu kemarahan publik secara global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta dokter Palmer atau perwakilannya untuk menghubungi kami segera," imbuhnya.
Petisi online telah berhasil mengumpulkan lebih dari 850 ribu tanda tangan yang menyatakan kemarahan atas pembunuhan singa Cecil. Sedangkan lebih dari 100 ribu warga AS menandatangani petisi pada situs Gedung Putih untuk mendesak pemerintah AS bekerja sama dengan otoritas Zimbabwe, dan untuk mengekstradisi Palmer ke Zimbabwe agar bisa diadili.
Singa Cecil merupakan daya tarik utama para pengunjung Taman Nasional Hwange. Singa ini juga bagian dari penelitian University of Oxford dan pada lehernya dipasangi GPS untuk melacak keberadaannya. Palmer dan pemandunya memancing singa Cecil hingga keluar taman nasional dan membidiknya dengan panah. Selama 40 jam berikutnya, singa Cecil bertahan hidup sebelum terlacak oleh Palmer dan ditembak dengan senapan.
Dalam keterangannya, Palmer bersikeras perburuan yang dilakukannya adalah legal karena mendapat izin otoritas Zimbabwe. Namun dia mengaku menyesal telah membunuh Cecil dan mengklaim tak tahu-menahu jika singa yang dibunuh itu adalah singa yang dilindungi. (nvc/ita)