Nyaris sebagai besar korban tewas terjebak di lantai dua gedung pabrik tersebut. Mereka tidak mampu membongkar batang baja yang menutupi jendela di pabrik tersebut. Demikian disampaikan para korban selamat dan Menteri Dalam Negeri Filipina Mar Roxas, seperti dilansir AFP, Jumat (15/5/2015).
"Mereka berteriak minta tolong, berpegangan pada batang baja," tutur salah satu buruh pabik yang berhasil selamat, Randy Paghubosan kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab kebakaran di pabrik ini masih diselidiki lebih lanjut. Namun informasi awal menyebut, api dipicu oleh percikan pada peralatan las yang dibawa ke dekat zat kimia mudah terbakar yang ada di dalam pabrik. Percikan tersebut memicu api dan berujung pada kebakaran besar.
Dalam pernyataannya, Roxas berjanji akan menegakkan keadilan bagi korban. Roxas juga menyampaikan kemarahannya akan kurangnya pintu keluar darurat sehingga menghambat upaya evakuasi dan memicu banyaknya orang yang terjebak di dalam pabrik.
"Mengapa pekerjaan las diizinkan di dekat semua bahan-bahan kima itu? Mengapa jendela lantai dua ditutup teralis? Mengapa 69 orang dari total 72 orang ada di lantai dua," ucap Roxas kepada wartawan setempat.
Pabrik tersebut terletak di distrik komersial di Valenzuela, pinggiran Manila dan setiap harinya memproduksi sandal murah untuk pasar lokal. Gaji para buruh di pabrik tersebut ada di bawah standar dan mereka harus bekerja dikelilingi bau bahan kimia yang menyengat. Parahnya lagi, sama sekali tidak ada latihan keselamatan kebakaran bagi buruh pabrik tersebut.
"Keluarga korban tidak bisa menahan diri untuk tidak marah atas apa yang terjadi. Kami tidak akan melupkan ini," tutur Rodrigo Nabor yang dua saudara perempuannya ada di dalam pabrik dan diperkirakan sudah tewas.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini