"Bisa saja ada operasi darat terbatas, di wilayah tertentu, di waktu tertentu. Namun jangan berharap akan ada operasi darat secara otomatis," tutur juru bicara koalisi Arab Saudi, Brigjen Ahmed Asseri.
"Saya tak ingin kami berkonsentrasi pada operasi darat seakan-akan itu sebuah keharusan ... jika masih mungkin untuk mencapai tujuan lewat cara-cara lain," katanya seperti dilansir AFP, Rabu (1/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Yaman Riyadh Yaseen, menyerukan Saudi dkk untuk melakukan intervensi darat secepat mungkin, guna menyelamatkan warga Yaman yang berada dalam pengepungan Houthi di sejumlah wilayah.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi kemudian berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari ibukota Sanaa dan mendirikan pusat pemerintahan di kota Aden. Operasi militer Saudi ini dilakukan setelah Houthi terus bergerak mendekati kota Aden, dan ini dikhawatirkan akan mengancam keselamatan Presiden Hadi.
Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan Arab Saudi, bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga beraliran Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut. Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa operasi militer Saudi dkk akan memicu konflik baru yang menyeret Iran.
(ita/ita)