Malak al-Khatib divonis penjara dua bulan karena dituduh melakukan pelemparan batu ke tentara Israel. Anak tersebut juga didakwa atas kepemilikan sebilah pisau. Kasus Malak telah menarik perhatian besar dari publik dan media. Penyebabnya, Malak adalah seorang anak perempuan.
Pasukan Israel sebenarnya menangkap sekitar 1.000 anak setiap tahunnya di wilayah Tepi Barat. Kebanyakan karena tuduhan melemparkan batu ke arah tentara Israel. Demikian disampaikan kelompok HAM, Defence for Children International Palestine (DCI Palestine) seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (4/2/2015). Namun kasus Malak ramai diberitakan karena dia hanyalah seorang anak perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Amani Sarahna, juru bicara Palestinian Prisoners' Club yang berbasis di Ramallah, Palestina, ini pertama kalinya sejak bertahun-tahun, empat anak perempuan ditahan di penjara Israel, di antara total 6.500 warga Palestina yang ditahan Israel.
Menyusul penangkapan Malak, pemerintah Palestina mengirimkan surat kepada PBB yang isinya mengecam praktik penangkapan anak-anak dan penahanan anak-anak Palestina untuk waktu yang lama.
Ayah Malak, Ali al-Khatib berang atas penangkapan putrinya ini. "Saya tidak tahu mengapa negara seperti Israel, yang memiliki senjata paling hebat, mengejar putri saya yang berumur 14 tahun," cetus ayah Malak.
"Mereka menuduh dia mencoba menikam seorang tentara. Yang benar saja? Seorang anak melawan tentara yang bersenjata lengkap, seorang pria dewasa?" ujarnya kesal.
Dikatakan ayah delapan anak tersebut, Malak ditangkap saat dalam perjalanan pulang ke rumah dari sekolahnya pada 31 Desember 2014. Sesuai berkas dakwaan yang dibacakan di pengadilan militer, Malak dinyatakan telah mengambil batu untuk melempar kendaraan-kendaraan yang dinaiki pasukan Israel. Juga disebutkan, Malak memiliki sebilah pisau yang akan digunakan untuk menikam tentara Israel saat dirinya ditangkap.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini