Cara Shahrukh Khan dkk Lolos dari Pembantaian Taliban di Sekolah Pakistan

Cara Shahrukh Khan dkk Lolos dari Pembantaian Taliban di Sekolah Pakistan

- detikNews
Rabu, 17 Des 2014 11:24 WIB
Cara Shahrukh Khan dkk Lolos dari Pembantaian Taliban di Sekolah Pakistan
A Majeed/AFP via Getty Images
Peshwar -

Sedikitnya 132 anak-anak tewas dalam pembantaian paling mengerikan di sekolah Pakistan oleh para teroris Taliban. Suasana di dalam sekolah begitu menakutkan bagi anak-anak. Ini cerita dari mereka yang selamat.

Juru bicara militer Pakistan Jenderal Asim Bajwa mengatakan seperti dilansir CNN, Rabu (17/12/2014), korban tewas sebagian besar adalah murid-murid yakni berjumlah 132 anak. Ditambah dengan 10 guru dan staf sekolah serta tiga tentara yang juga tewas.

Tak hanya itu, lebih dari 100 orang luka-luka, yang kebanyakan akibat luka tembakan. Jumlah korban jiwa tersebut tidak termasuk para teroris Taliban yang menyerang sekolah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian anak-anak lain bisa selamat meski harus mengalami sejumlah luka. Berikut cerita mereka:

Shahrukh Khan

salah seorang siswa Army School (A Majeed/AFP via Getty Images)
Salah seorang bocah bernama Shahrukh Khan (16), saat kejadian sedang belajar mengenai panduan karier di Army Publik School Peshawar. Tiba-tiba datang para teroris berseragam militer dan langsung menyemburkan tembakan ke segala arah. Demikian dilaporkan MailOnline.

"Mereka sempat berteriak 'Allahu akbar' sebelum menembak," cerita Khan, Rabu (17/12/2014).

"Salah seorang berteriak agar kami menunduk di bawah kursi. Lalu salah seorang dari mereka berteriak: banyak anak-anak di bawah kursi, pergi dan ambil mereka," sambungnya.

Khan kemudian bersembunyi di bawah kursi. Dia sempat pura-pura meninggal dunia. Sementara rekan-rekannya yang lain dibantai secara keji oleh para teroris biadab tersebut.

"Saya melihat ada orang bersepatu bot datang. Orang ini mungkin mencari anak sekolah yang bersembunyi di bawah kursi," tambahnya.

Tak lama kemudian, dia mulai sadar bakal menjadi target orang tersebut. Ternyata benar,Β  Taliban tersebut menembak kedua kakinya. Khan pun terluka parah.

"Saya menyumpalkan dasi ke mulut supaya tidak berteriak. Orang dengan sepatu bot itu terus mencari siswa lain dan menembaki mereka," ungkapnya.

Khan lalu berpura-pura tewas. Saat ada kesempatan, dia lalu memanjat tembok dekat kelasnya lalu kabur meninggalkan sekolah meski dalam kondisi terluka.Β  Saat ini, Khan dirawat di Lady Reading Hospital.

"Saya melihat kematian begitu dekat dan saya tak akan lupa sepatu bot hitam itu mendekati saya," ujar bocah tersebut.

Ifan Shah

salah seorang siswa Army School (A Majeed/AFP via Getty Images)
Ifan Shah, siswa lainnya pun melihat fenomena yang sama. Dia sedang duduk di kelas ketika mendengar suara tembakan di luar. Dia sempat menduga penembakan itu adalah latihan.

"Kami sedang belajar ilmu sosial. Guru kami awalnya mengatakan, ada latihan dan kami tidak perlu khawatir. Padahal suara tembakannya sangat kencang. Lalu suara itu semakin dekat. Kami mendengar tangisan. Hingga akhirnya salah seorang rekan kami membuka jendela," cerita Ifan.

"Dia mulai menangis karena melihat banyak siswa terbaring di tanah di luar kelas," sambungnya.

"Semua panik. Ada dua rekan kelas kami berlari. Lalu mereka ditembak di depan kami," ungkapnya lagi.

Ifan akhirnya bisa selamat setelah kabur lewat belakang sekolah.

"Gerbang belakang itu sekitar 200 meter dari kelas kami. Saya terus berpegangan tangan dengan teman saya Daniyal dan kami berdua berlari sambil menangis. Saya melihat peluru melewati kepala saya dua kali. Sangat mengerikan," sambungnya.

Abdullah Jamal

salah seorang siswa Army School (A Majeed/AFP via Getty Images)
Jamal adalah salah satu siswa yang terluka saat penembakan. Dia ditembak di bagian kaki. Dia bisa selamat setelah dibantu oleh militer Pakistan dan tim medis.

"Saya melihat anak-anak terjatuh sambil menangis dan berteriak. Saya juga jatuh. Saya lalu sadar saya juga ditembak," kata Jamal.

"Semua anak-anak yang lain kena luka tembak. Semua anak-anak berdarah," tambhnya.

Khalid Khan

salah seorang siswa Army School (A Majeed/AFP via Getty Images)
Khalid Khan (13) menjadi korban tembakan juga. Saat itu dia sedang belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan ketika tiba-tiba datang dua orang bersenjata menembaki semua orang di ruangan.

"Mereka menembaki kami lalu keluar lagi. Dokter dan para tentara berhasil kabur dan mengunci pintu dari luar. Tapi begitu Taliban datang, mereka mendobrak pintu dan mulai menembak lagi," ceritanya.

"Mereka membunuh sebagian besar teman-teman saya dan saya tidak tahu apa yang terjadi kemudian sampai akhirnya berada di rumah sakit," ungkapnya.

Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads