Kendati demikian, kepolisian AS, terutama di New York meningkatkan keamanan di setiap stasiun kereta bawah tanah sebagai langkah antisipasi. Meskipun mereka menyatakan tak ada informasi khusus terkait ancaman serangan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2014), PM Irak Abadi mengutarakan adanya rencana serangan yang berhasil diungkap dari keterangan sejumlah militan yang ditangkap di Irak. Hal ini diungkapkan saat berbicara di markas PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menanggapi setiap ancaman dengan serius dan selalu bekerja untuk memperkuat informasi yang kami terima dari mitra kami," imbuhnya.
Pihak-pihak yang memahami isu ini, menuturkan kepada AFP bahwa otoritas AS tidak percaya akan adanya ancaman terhadap sistem kereta bawah tanah mereka. Seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya mengungkapkan, bahwa tidak ada satupun pejabat pemerintahan AS yang menyadari adanya rencana serangan dari ISIS.
"Isu ini tidak dibahas bersama kami di dalam rapat dengan pejabat Irak di sini, di New York," ucap pejabat tersebut.
Dalam keterangan terpisah, Asisten Direktur FBI George Venizelos menyebutkan, pihaknya telah mengetahui pernyataan PM Irak di markas PBB. Venizelos menyatakan, FBI terus berkomunikasi dengan penegak hukum dan otoritas intelijen lain demi memeriksa kevalidan ancaman tersebut.
"Pasukan Gabungan Pemberantasan Terorsme FBI, bersama dengan Kepolisian New York, tetap bertekad melindungi kota ini," tegasnya.
Secara terpisah, sumber pemerintahan Prancis juga mengaku pihaknya belum bisa memastikan kebenaran laporan rencana serangan tersebut.
(nvc/mad)