Gedung Putih pun menyambut keputusan Maliki tersebut. Penggantinya, Haider al-Abadi, telah diminta presiden Irak untuk membentuk pemerintahan baru.
"Kami memuji PM Maliki atas keputusannya untuk mendukung PM yang ditunjuk, Haidar al-Abadi dalam upayanya membentuk pemerintahan baru yang sejalan dengan konstitusi Irak," tutur Penasihat Keamanan Nasional AS Susan Rice dalam statemennya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Maliki menyatakan dirinya mundur demi memfasilitasi kemajuan proses politik dan pembentukan pemerintahan baru.
"Kami telah mendengar dari banyak pemimpin dari berbagai aliran politik Irak yang telah mengungkapkan komitmen mereka untuk bekerja sama dengan Dr Abadi guna membentuk pemerintahan yang luas, inklusif dengan agenda yang bisa mengatasi kebutuhan dan aspirasi rakyat Irak," tutur Rice.
"Ini perkembangan yang menjanjikan yang kami harapkan bisa membawa Irak ke jalur baru dan menyatukan rakyatnya melawan ancaman yang ditimbulkan Islamic State of Iraq and the Levant," tandasnya.
Sebelumnya, PBB menyatakan keadaan darurat pada tingkat tertinggi di Irak karena munculnya krisis kemanusiaan akibat gerak maju militan ISIS di utara. PBB memperkirakan 1,2 juta warga Irak harus mengungsi akibat teror ISIS.
(ita/ita)











































