"Kami marah atas tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tak berperikemanusiaan ini," cetus juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Jen Psaki kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/4/2014).
"Kami terus mendukung pemerintah dan rakyat Nigeria seiring mereka berjuang melawan ekstremisme keji," imbuhnya.
Ledakan bom yang diyakini dilakukan kelompok Boko Haram tersebut, mengguncang terminal bus Nyanya di pinggiran Abuja, Nigeria selatan pada Senin, 14 April pukul 06.45 waktu setempat. Saat kejadian, terminal bus tengah dipadati para komuter pagi hari. Akibat pengeboman ini, bagian-bagian tubuh manusia berserakan di terminal tersebut. Puluhan kendaraan pun hancur.
Menurut kepala riset dan penyelamatan di Badan Manajemen Emergensi Nasional, Charles Otegbade, ledakan bom tersebut berasal dari sebuah kendaraan yang diparkir di areal terminal bus.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan yang datang ke lokasi, bersumpah bahwa Nigeria akan menghentikan pemberontakan brutal yang dilancarkan kelompok Boko Haram.
Boko Haram dianggap telah mendalangi rentetan serangan di Nigeria utara dan tengah sejak 2009 silam yang telah menewaskan ribuan orang. Deplu AS pun telah menawarkan hadiah uang sebesar US$ 7 juta untuk informasi yang bisa mengarah ke penangkapan pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau.
(ita/ita)