Kepolisian Thai mengatakan seperti dilansir New Straits Times, Rabu (29/1/2014), Slym mengambil "langkah ekstrem" setelah membaca surat yang ditulis istrinya di kamar hotel tersebut. Surat tersebut berisi "masalah-masalah rumah tangga" yang disampaikan Sally yang telah 30 tahun menjadi istri Slym.
"Surat itu ditulis oleh Sally Slym. Pasangan itu bertengkar. Itu tulisan dia (Sally)," kata Letnan Polisi Somyot Booyakaew.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Somyot pun menekankan, kasus kematian Slym bukan kasus pembunuhan. Kepolisian kini yakin bahwa Slym loncat lewat jendela kecil di kamarnya yang berada di lantai 22 Hotel Shangri-La.
Slym diyakini tidak terpeleset hingga terjatuh dari jendela tersebut mengingat jendela yang terbuka itu terlalu kecil, sehingga orang harus memanjat naik lewat jendela itu untuk bisa loncat.
Jasad Slym ditemukan oleh staf di balkon lantai empat hotel berbintang lima itu pada Minggu, 26 Januari lalu.
Chairman Tata Motors Cyrus P Mistry menggambarkan Slym sebagai orang yang memiliki kepribadian kuat untuk menghadapi periode yang menantang dalam industri otomotif India.
"Dalam masa yang berduka ini, kami mengucapkan turut berduka cita untuk istri Karl dan keluarga," ujar Mistry.
Sebelum di Tata Motors, Slym yang kelahiran Inggris bekerja dengan Toyota di Inggris kemudian GM di India dan China. Pria berumur 51 tahun itu kemudian menjadi managing director Tata Motors sejak Oktober 2012. Slym diminta untuk menangangi bidang manufaktur, penjualan dan distribusi.
(ita/ita)