Maduro yang baru saja kembali usai lawatan ke China, mengatakan bahwa saat singgah di Vancouver, Kanada, dia menerima laporan intelijen yang mendorongnya untuk membatalkan kunjungan ke markas besar PBB. Laporan intelijen tersebut dikatakannya sebagai "dua provokasi yang sangat serius".
"Ketika saya tiba di Vancouver, saya memeriksa intelijen yang kami terima dari beberapa sumber," kata Maduro kepada media lokal seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Maduro, salah satu provokasi "telah direncanakan terhadap integritas fisik saya" dan yang lainnya bisa melibatkan kekerasan di New York.
Belum lama ini, Maduro mengklaim Gedung Putih merencanakan "kejatuhan" pemerintahannya bulan depan dengan menyabotase makanan, listrik dan pasokan bahan bakar.
Sebelumnya, pendahulu Maduro, Hugo Chavez juga kerap melontarkan klaim mengenai plot AS untuk membunuh dirinya.
(ita/nrl)