"Kami meminta semua pihak terkait untuk mengambil aksi politik yang tegas guna menghentikan mesin represif di Damaskus," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) UAE Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahayan.
"Komunitas internasional tak bisa terus diam dan tak bergerak tentang situasi kemanusiaan yang berdampak pada rakyat Suriah ini," imbuhnya dalam konferensi pers dengan Menlu Australia Bob Carr seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Carr mengatakan, Australia menginginkan adanya gencatan senjata dan transisi politik yang damai di Suriah. Carr pun menyerukan adanya kesepakatan di kalangan komunitas internasional untuk menyediakan bantuan kemanusiaan bagi para warga sipil yang menjadi korban perang.
Sebelumnya pada 8 Mei lalu, Rusia dan Amerika Serikat setuju untuk mendorong pihak oposisi dan rezim Suriah agar menemukan cara untuk mengakhiri pertumpahan darah di negeri itu. Keduanya pun setuju untuk menggelar konferensi perdamaian guna mencapai perdamaian di Suriah.
Namun hasil positif dari konferensi tersebut tampaknya akan sulit dicapai. Sebabnya, oposisi Suriah bersikeras menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad sebelum memulai pembicaraan apapun. Sementara Assad terus bersikeras mempertahankan jabatannya.
(ita/nrl)