Sebelum Bom Boston, Tamerlan Membeli Kembang Api Jenis Mortir

Sebelum Bom Boston, Tamerlan Membeli Kembang Api Jenis Mortir

- detikNews
Rabu, 24 Apr 2013 09:47 WIB
Tamerlan Tsarnaev (Daily Mail/Barcroft Media)
Boston - Tersangka bom Boston, Tamerlan Tsarnaev ternyata pernah mengunjungi toko kembang api sekitar dua bulan sebelum ledakan terjadi. Terungkap bahwa saat itu, Tamerlan membeli dua buah kembang api berbentuk mirip mortir yang bisa diisi ulang.

Toko yang dikunjungi Tamerlan tersebut bernama Phantom Fireworks dan berlokasi di Seabrook, negara bagian New Hampshire, yang berada di sebelah utara Massachusetts. Wakil Direktur toko tersebut, William Weimer menuturkan, saat itu Tamerlan menghabiskan 200 dolar AS untuk membeli kembang api yang bernama 'lock and load kits'.

Seperti dilansir CNN, Rabu (24/4/2013), Tamerlan mengunjungi toko tersebut pada 6 Februari 2013 lalu. Menurut Weimer, ada satu pertanyaan yang diajukan Tamerlan kepada penjaga toko saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kembang api terbesar dan ternyaring apa yang Anda punya," demikian pertanyaan Tamerlan saat itu, seperti dikutip Weimer.

Menurut Weimer, perilaku seperti Tamerlan tergolong cukup wajar bagi kategori pengunjung tokonya. Namun begitu dia menyadari bahwa salah satu pengunjung tokonya ternyata terlibat dengan serangan bom Boston, Weimer pun segera memberi tahu FBI.

Secara terpisah, pejabat aparat federal mengatakan kepada CNN, bahwa sejumlah kembang api yang dibeli Tamerlan dari toko tersebut, tidak cukup untuk menciptakan ledakan dengan kekuatan cukup besar seperti yang terjadi saat event Boston Marathon pada 15 April lalu.

"Asumsi saya, mereka membeli kembang api ini untuk bereksperimen dan kemudian memutuskan untuk tidak menggunakan, lalu mencari bahan peledak lainnya," tandas Weimer.

Kakak-beradik Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev dinyatakan sebagai tersangka pelaku ledakan bom saat event Boston Marathon pada Senin (15/4) lalu. Keduanya berasal dari Chechnya dan tinggal di wilayah Cambridge, Boston.

Tamerlan tewas usai baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka pada Kamis (18/4) malam waktu setempat. Sedangkan Dzhokhar berhasil ditangkap dalam keadaan hidup pada Jumat (19/4) malam waktu setempat. Kini Dzhokhar masih menjalani perawatan di rumah sakit dengan pengawalan ketat polisi.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads