Presiden Myanmar Berjanji Akhiri Konflik Etnis

Presiden Myanmar Berjanji Akhiri Konflik Etnis

- detikNews
Senin, 13 Feb 2012 12:40 WIB
Yangon - Presiden Myanmar Thein Sein berjanji untuk mengakhiri konflik etnis di negaranya dengan perdamaian. Dia juga meminta dukungan rakyat dalam mewujudkan janjinya tersebut di tengah konflik yang terus terjadi di Myanmar.

Thein Sein, yang merupakan mantan jenderal ini telah menyatakan keseriusannya dalam mengakhiri konflik etnis yang merajalela di Myanmar. Upaya ini dilakukannya dalam rangka mewujudkan reformasi politik di negara Burma tersebut.

Rezim semi-sipil yang kini berkuasa di Myanmar telah mencapai perjanjian damai dengan sejumlah kelompok pemberontak, termasuk kelompok ternama yang berada di wilayah Karen dan Shan. Namun untuk wilayah Kachin yang berada di perbatasan utara dengan China, masih belum bisa diraih kesepakatan damai hingga sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Partisipasi dari seluruh rakyat adalah yang paling diperlukan untuk mengakhiri konflik bersenjata di negeri ini dan demi menciptakan perdamaian abadi, dan dalam rangka upaya pembangunan bangsa," ujar Presiden Thein Sein dalam pernyataannya yang ditayangkan media lokal dan dilansir oleh AFP, Senin (13/2/2012).

Pernyataan Sein tersebut disampaikan pada Minggu (12/2) kemarin, dalam peringatan Union Day, yakni penandatangan perjanjian bersejarah antara sejumlah kelompok minoritas pada tahun 1947 silam. Sein menyatakan, pemerintah akan selalu berjuang untuk mewujudkan demokrasi dengan cara damai.

Sein juga bersumpah bahwa rakyat akan melihat proses pemilu berjalan secara demokratis. Dia juga menjamin adanya partisipasi yang sama bagi semua pihak dalam pemerintahan yang baru kelak.

Di bawah kepemimpinan Thein Sein, Myanmar mendapat banyak apresiasi dari negara tetangga maupun negara Barat. Thein Sein membebaskan tokoh oposisi ternama Myanmar, Aung San Suu Kyi dan mengizinkannya untuk berpartisipasi pada pemilu April mendatang. Tidak hanya itu, ratusan tahanan politik di Myanmar dibebaskan dari penjara.

Sejak Desember 2011 lalu, Sein memerintahkan gencatan senjata antara militer Myanmar dengan sejumlah kelompok etnis yang sering melakukan pemberontakan. Namun sayangnya, gencatan senjata gagal dilakukan dengan kelompok militan Kachin Independence Army (KIA).

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads