Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (24/7/2018), anggota Serikat Arab untuk Astronomi dan Ilmu Luar Angkasa, Profesor Khalid al-Zaaq, melalui akun media sosialnya menyatakan warga Saudi akan bisa mengamati gerhana bulan total paling lama sejak 83 tahun terakhir.
Gerhana bulan total itu akan muncul dan bisa diamati di seluruh wilayah Saudi pada Jumat (27/7) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjadi pukul 21.24 waktu setempat dan berakhir pukul 01.19 waktu setempat," imbuhnya.
Momen gerhana bulan total yang juga disebut Blood Moon ini juga bisa diamati secara sempurna di wilayah India, Pakistan, Mesir, Afrika Selatan dan Afrika Tengah. Rata-rata belahan Bumi bagian timur yang akan bisa menyaksikan gerhana bulan total ini.
Untuk wilayah Indonesia, berdasarkan keterangan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), gerhana bulan total akan bisa diamati pada Sabtu (28/7) dini hari nanti, mulai pukul 01.24 - 05.19 WIB. Untuk fase totalnya akan terjadi selama 43 menit, tepatnya mulai pukul 02.30 WIB hingga 04.13 WIB.
Gerhana bulan merupakan momen langka saat bayangan Bumi menutupi cahaya Matahari, sehingga akan memunculkan bayangan Bulan. Fenomena ini terjadi saat Bumi terletak di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus, sehingga sinar Matahari tidak bisa mencapai Bulan.
Ada tiga jenis gerhana, yakni total, sebagian dan penumbra. Dari ketiganya, gerhana bulan total yang paling dramatis karena bayangan Bumi akan secara total menutupi Bulan.
Tonton juga video: 'Siap Menyaksikan Gerhana Bulan 28 Juli Nanti?'
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini