Seperti dilansir AFP, Jumat (21/4/2/2017), banyak wisatawan asing di kawasan tersebut dan mereka tidak memahami apa yang sedang terjadi.
"Orang-orang berlarian, saling bertabrakan satu sama lain dan menabrak meja-meja," tutur seorang wanita berusia 39 tahun, yang sedang makan malam di restoran kawasan Champs Elysees saat penembakan terjadi pada Kamis (20/4) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku yang identitasnya belum dirilis ke publik ini, melepas tembakan dengan senjata otomatis di tengah kawasan Champs Elysees yang ramai. Satu personel kepolisian Prancis tewas dan dua orang lainnya luka-luka. Seorang turis asing dilaporkan terkena serpihan peluru di lututnya.
Pelaku akhirnya tewas ditembak polisi, saat berusaha kabur dengan berlari. Wanita yang enggan disebut namanya itu menyebut tidak ada satupun orang yang memahami apa yang sedang terjadi. "Khususnya turis-turis asing," sebutnya.
"Pelayan meminta kami bergerak ke bagian belakang restoran, tapi tidak ada jalan keluar jadi kami harus bersembunyi di halaman belakang," terangnya.
![]() |
Jalan raya ternama Champs Elysees yang membentang sepanjang 2 kilometer itu, banyak diwarnai restoran mewah, butik bermerek dan berbagai pertokoan. Saat penembakan terjadi, orang-orang yang ada di kawasan itu berusaha bersembunyi ke dalam restoran maupun toko terdekat. Beberapa orang bergegas masuk ke dalam bioskop untuk mencari tempat perlindungan.
"Saya mendengar suara tembakan dan saya mencari tahu apa yang terjadi. Saya melihat dua orang di atas aspal dan orang-orang berteriak, berlarian ke segala arah. Saya takut. Saya langsung pergi. Saya bahkan tidak membayar bon tagihan (makan)," terang Mehdi, seorang konsultan komunikasi yang sedang makan di kawasan tersebut.
Baca juga: Pelaku Penembakan di Champs Elysees Tewas Ditembak Polisi
Saksi mata lainnya, Chelloug yang bekerja di salah restoran kawasan Champs Elysees, menuturkan bagaimana dirinya harus bersembunyi di belakang mobil polisi setelah mendengar enam kali suara tembakan dari senapan seperti Kalashnikov atau AK atau senapan serbu lainnya.
"Itu bisa saja menjadi akhir hidup saya," ucap Chelloug seperti dilansir Reuters.
Ratusan polisi bersenjata yang membawa senapan mesin dan mengenakan rompi antipeluru langsung memenuhi lokasi yang menjadi daya tarik wisatawan tersebut. Kawasan Champs Elysees pun ditutup sementara untuk publik. Isabel, seorang turis asal Australia, mengaku tidak bisa kembali ke penginapannya karena terhalang garis polisi. "Saya hanya ingin pulang," ucap wanita berusia 34 tahun ini.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini