Dilansir, CNN.com, sejak Kamis, 19 Mei 2016, gunung tertinggi di dunia itu telah menewaskan 4 orang hingga Senin, 23 Mei 2016. Salah seorang korban tewas merupakan Sherpa atau pemandu pendakian di Everest. Di samping itu, tim SAR masih mencari 2 orang pendaki yang hilang.
"Everest itu gunung yang ekstrim" ucap Jon Kedrowski.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan April dan Mei memang menjadi bulan yang umum untuk mendaki Everest. Bulan itu dipilih lantaran hembusan angin cenderung normal. Meski demikian, iklim di gunung sangat ekstrim. Suhu bisa mencapai antara -35 dan -20 derajat Celcius.
Longsoran di Everest telah membunuh 35 pendaki dalam 2 tahun terakhir, termasuk satu longsoran yang mengerikan pada 2014 yang menewaskan 16 orang. Setidaknya 1 orang tewas ketika mendaki gunung itu setiap tahun sejak 1900.
Musim mendaki ini merupakan yang pertama sejak terjadi gempa bumi di Nepal pada tahun lalu yang menewaskan 18 orang di Everest.
Hampir 400 pendaki telah mencapai puncak gunung melalui jalur pendakian di Nepal sejak 11 Mei lalu, karena cuaca yang baik. Para pendaki lain juga sukses mencapai puncak melalui jalur pendakian di wilayah China.
Tetapi kematian dan hilangnya sejumlah pendaki menunjukkan tingginya tingkat bahaya kawasan gunung tertinggi di dunia itu. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini