Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi

Foto

Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi

Dok. Detikcom - detikNews
Sabtu, 26 Agu 2023 07:05 WIB

Jakarta - Kualitas udara di Jakarta sedang buruk-buruknya dan menjadi malapetaka. Keadaan ini membuat Jakarta seperti diteror mimpi buruk. Polusi dan penyakit mengintai.

Selain bikin engap, kualitas udara Jakarta yang buruk juga bisa memicu penyakit pernapasan. Sebagian warga pun memakai masker untuk melindungi diri dari polusi. Seperti terlihat di Jalan Raya Yos Sudarso, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Kualitas udara di Jakarta sedang buruk-buruknya beberapa waktu belakang. Bahkan Jakarta sempat menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia. (Pradita Utama/detikcom)

Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023).

Plt. Deputi Bidang Klimatologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengungkap beberapa sumber polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Ardashena menjelaskan buruknya kualitas udara di suatu wilayah merupakan akumulasi dari berbagai aktivitas manusia, seperti kendaraan bermotor hingga sektor energi seperti PLTU. (Agung Pambudhy/detikcom)

PT PLN menolak anggapan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya menyumbang polusi udara di Jakarta.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta 2020, sektor pembangkit listrik, termasuk PLTU, hanya memiliki pengaruh sebesar 5,7 persen (peringkat ketiga) terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta. (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)

Macet imbas perbaikan jalan di dekat lampu merah Ragunan pagi tadi. (Dok pribadi Sarah Hasrial)

Sumber emisi transportasi masih menjadi sektor terbesar penyumbang buruknya kualitas udara di Jakarta. (Sarah Hasrial/detikcom)

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi yakni musim kemarau yang terjadi.

Selain itu Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, membeberkan bahwa musim kemarau menjadi salah satu penyebab polusi udara di Jakarta menjadi semakin parah. Dia menyebutkan bahwa musim kemarau yang membuat angin bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya membuat polusi yang ada di udara juga berputar-putar di atmosfer. (Pradita Utama/detikcom)

Suasana kota Jakarta dengan polusi di kawasan Karet dan Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2023).

Kurangnya Ruang Terbuka Hijau juga menjadi alasan semakin parahnya polusi di Jakarta. Padahal Ibu Kota harusnya memiliki RTH hingga 30 persen. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebut RTH di Jakarta tidak cukup untuk menggerus polusi udara. Sebab hanya sekitar 9,98 persen lahan di Jakarta yang dijadikan RTH. (Pradita Utama/detikcom)

Perbanyak RTH untuk Menekan Angka Polusi

Peningkatan RTH kerap dianggap sebagai langkah klasik untuk mengatasi polusi udara, karena vegetasi atau tumbuhan yang ada di RTH akan menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Dengan demikian, kualitas udara dapat lebih terjaga. (Ari Saputra/detikcom)

Polusi udara di Jakarta berdampak pada kesehatan warga. Jumlah pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA pun meningkat.

Polusi yang semakin parah berpotensi membuat warga terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, SpP menyebut kasus infeksi saluran pernapasan atas hingga pneumonia tercatat meningkat trennya jika dibandingkan dengan laporan tahun lalu. Hal ini terjadi di tengah kualitas udara DKI Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir kerap di 'zona merah' alias tidak sehat. (Pradita Utama/detikcom)

Polusi udara di Jakarta kian mengkhawatirkan. Hal ini membuat pemerintah mengusulkan penggunaan masker untuk pencegahan dampak buruk bagi kesehatan.

Hal tersebut membuat warga kembali dihimbau untuk memakai masker. Padahal masyarakat baru saja merayakan bebas penggunaan masker setelah tiga tahun diteror pandemi COVID-19. (Grandyos Zafna/detikcom)

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Selasa (6/6/2023). Berdasarkan situs IQAir, kualitas udara di Jakarta pada Selasa (6/6/2023) pukul 16.52 WIB berada di angka 151 atau menempati posisi ketiga dengan kualitas udara terburuk di dunia. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

Selain itu polusi menutup birunya langit Jakarta. Belakangan ini debu kelabu polusi udara menyelimuti langit Jakarta. Dari kejauhan gedung-gedung tinggi tampak suram. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Langit Jakarta saat Idul Fitri berwarna biru cerah, Senin (25/5/2020). Banyak orang tertarik mengabadikannya dengan foto karena disebut indah tanpa polusi.

Penampakan langit Jakarta saat ini sangat kontras dengan langit Jakarta pada Jumat 3 April 2020. Saat itu merupakan minggu ketiga imbauan kerja dari rumah atau work from home (WFH), kualitas udara di Jakarta terus membaik. (Ari Saputra/detikcom)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) siang ini di Istana Merdeka Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023). Rapat ini membahas polusi udara di Jabodetabek yang dinilai semakin parah.

Presiden Joko Widodo pun secara khusus telah memberi perhatian pada polusi udara di Jakarta dan sekitarnya dengan memimpin rapat terbatas, pada Senin (14/08). Dia kemudian memerintahkan jajarannya mengambil langkah jangka pendek hingga jangka panjang, mulai dari rekayasa cuaca sampai penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. (Grandyos Zafna/detikcom)

Pemprov DKI Jakarta memberlakukan sistem WFH 50% bagi ASN di lingkungan kerjanya mulai hari ini. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi polusi di ibu kota.

Hingga kini, Pemprov DKI baru menerapkan sejumlah aturan untuk mengurangi polusi. Salah satunya kebijakan work from home (WFH) 50% aparatur sipil negara (ASN). (Andhika Prasetia/detikcom)

Potret Macet Sore Ini, Biang Kerok yang Bikin Ibu Kota 'Bengek'

Tampaknya kebijakan itu belum berdampak besar pada permasalahan ini. Pantauan sejak diberlakukannya WFH ASN pada Senin (21/8/2023), kemacetan di Jakarta tidak berubah dan langit masih dipenuhi abu polusi. (Ari Saputra/detikcom)

Kendaraan water cannon Brimob Polda Metro Jaya menyemprotkan air di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya melakukan penyemprotan air di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga Patung Pemuda Membangun Senayan sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara dan mengatasi cuaca panas di Ibu Kota.

Selanjutnya Polda Metro Jaya mengerahkan kendaraan unit Water Cannon untuk menyemprotkan air ke jalanan protokol, guna mengurangi polusi udara di Jakarta. Hal serupa juga dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. (Ari Saputra/detikcom)

Kendaraan water cannon Brimob Polda Metro Jaya menyemprotkan air di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya melakukan penyemprotan air di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga Patung Pemuda Membangun Senayan sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara dan mengatasi cuaca panas di Ibu Kota.

Kendati demikian, upaya itu dipertanyakan oleh banyak pihak apakah hal itu bisa efektif mengurangi polusi udara di ibu kota. Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan turut menanggapi soal upaya penyemprotan air di jalanan ibu kota tersebut. Menurutnya hal ini tidak efektif lantaran polutan berada pada ketinggian dan tak semua terjangkau. Sementara penyemprotan air hanya mampu beberapa meter dari aspal jalanan. Sehingga menurut Erlina, hujan buatan jadi solusi meskipun hanya sementara. (Ari Saputra/detikcom)

Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi
Bingkai Sepekan: Habis Pandemi, Terbitlah Polusi


Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads