Tokyo - Sejumlah warga China yang tinggal di Jepang menggelar aksi protes terhadap lockdown China. Mereka membawa kertas kosong dan sejumlah poster lainnya.
Foto
Aksi Solidaritas di Tokyo Tolak Lockdown China

Sejumlah warga China yang tinggal di Jepang bergabung dengan para demonstran dalam aksi protes solidaritas menentang penguncian COVID-19 China, di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11).
Para demonstran membawa kertas kosong dan sejumlah poster lainnya dalam aksi solidaritas tersebut.
Sekelompok pengunjuk rasa mengadakan pertemuan damai di jalan depan kedutaan besar China di Tokyo. Ratusan orang telah turun ke jalan di kota-kota besar China dalam luapan kemarahan publik yang jarang terjadi terhadap negara atas kebijakan nol-COVID-nya. Richard A. Brooks/AFP/Getty Images
Sepanjang pandemi COVID-19 China memberlakukan kebijakan nol-COVID yang diimplementasikan dengan pemberlakuan lockdown ketat. Kebijakan berdampak pada sektor-sektor ekonomi di China yang makin buruk.
Bukan hanya itu, lockdown di China mengganggu rantai pasokan global, dan pasar keuangan. Karena lockdown berkepanjangan terus dilakukan, warga China mulai menunjukkan kemarahan.
Warga China meningkatkan protes minggu ini, dengan tuntutan untuk mengakhiri pembatasan COVID-19 yang paling ketat di dunia. Bahkan para demonstran menuntut agar Presiden Xi Jinping mundur.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran di Urumqi disebut menjadi pemicu demo besar-besaran di China. Kejadian itu menewaskan sejumlah orang karena saat kebakaran warga tidak bisa menyelamatkan diri imbas lockdown ketat yang diterapkan pemerintah China. Demo semakin meluas di kota-kota besar China.