Tangerang - 20 tahun Dedi menjadi pengatur lalu lintas di persimpangan Jalan Ciledug Raya. Karena semangat dan kegigihannya ia mendapatkan penghargaan dari Polda Metro Jaya
Foto
Sosok Ahmad Junaedi, Penyandang Difabel Pengatur Lalu Lintas Ciledug

Ahmad Junaedi mengatur lalu lintas di persimpangan Jalan Ciledug Raya dan Jalan Gotong Royong, Larangan, Tangerang, Banten. Suara klakson kendaraan bermotor bersahutan di Jalan Ciledug Raya saat sebuah mobil keluar dari Jalan Gotong Royong menuju jalan raya. Dengan sigap Ahmad Junadi mengatur kendaraan yang melintas agar lalu lintas tetap lancar. Β
Ahmad Junaidi yang lebih akrab dengan panggilan Dedi itu merupakan difabel yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) di persimpangan Jalan Ciledug Raya (HOS Cokro Aminoto) dan Jalan Gotong Royong di Larangan, Tangerang, Banten. Β
Portrait Dedi dari spion kendaraan. Permasalahan lalu lintas di jalan yang menghubungkan kota Tangerang dan Jakarta Selatan itu kerap terjadi terutama saat warga berangkat dan pulang kerja sehingga kehadiran Supeltas seperti Dedi dapat membantu kelancaran lalu lintas. Β
Dedi menyeduh kopi hangat sebelum beraktifitas. Dengan kondisi fisik yang tidak sempurna, pria kelahiran tahun 1972 itu tetap gigih dan semangat bertugas sebagai Supeltas meski memiliki resiko besar terserempet bahkan tertabrak kendaraan saat mengatur lalu lintas. Β
Sang istri, Sutini kerap merasa takut saat suami sedang bertugas di jalan karena besarnya resiko dari pekerjaan yang suaminya lakukan.
Dedi memasang handi talki (HT) di bahu kanannya. "Sebenarnya saya sering takut kalau Bang Dedi sedang melakukan tugasnya, apalagi jalan raya banyak kendaraan besar seperti bus dan truk yang lewat. Tetapi abang yang kondisinya seperti ini lebih memilih membantu mengatur lalu lintas dari pada mengemis di jalan", ujar Sutini.
Ahmad Junaidi merupakan penyandang disabilitas sejak lahir.Β Dia tidak mau menggantungkan nasibnya dari rasa iba dan kasihan orang lain. Dedi justru bersemangat turun ke jalan bekerja sebagai Supeltas.
Sehari-hari Dedi berangkat menuju tempat ia bertugas menggunakan sepeda motor miliknya yang telah dimodifikasi menggunakan roda tiga. Setelah memarkirkan motornya, ia berjalan merangkak menuju persimpangan untuk mengatur lalu lintas.
Saat bertugas mengatur lalu lintas Dedi mengenakan seragam kepolisian lengkap dengan aksesorisnya yang didapat dari Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota.
Seragam dan piagam diberikan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kotasebagai penghargaan atas semangat dan kegigihan dalam membantu mengatur lalu lintas meski mengalami kekurangan fisik. Β