Potret Marcos Jr, Putra Mantan Diktator yang Menang Pilpres Filipina

Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr menang Pilpres Filipina 2022. Kemenangan putra mantan diktator Filipina Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos itu picu kontroversi.

Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden Filipina 2022. Putra mantan diktator Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos itu menang telak dari pesaing terdekatnya, Leni Robredo. (Eloisa Lopez/Reuters/File Photo).

Bongbong diketahui merupakan putra tunggal Ferdinand Marcos Sr yang menjabat sebagai Presiden Filipina pada 1965 hingga 1986. Pada 1986, kemarahan rakyat Filipina terhadap rezim Marcos berujung pada pelengseran Ferdinand Marcos dari jabatannya sebagai presiden Filipina karena pemerintahannya dinilai kleptokrasi. Usai dilengserkan keluarga Marcos senior dipaksa keluar dari negara tersebut. (Office of Ferdinand Marcos Jr. via AP).

Setelah lima tahun dalam pengasingan, keluarga Marcos kembali ke Filipina dan mulai merintis jalan untuk menuju kancah politik lagi. Setelah menjalani pendidikan di sekolah elit di Inggris, Bongbong menduduki jabatan politik pertama kali di usia 23 tahun dengan menjadi wakil gubernur di provinsi Ilocos Norte, beberapa tahun setelah ayahnya berkuasa. (AP Photo/Aaron Favila, File).

Keputusan Bongbong untuk ikut serta dalam kontestasi Pilpres Filipina menjadi sorotan. Ia menggandeng Sara Duterte yang diketahui merupakan putri Presiden Rodrigo Duterte, sebagai calon wakil presiden. Aliansi ini menguatkan pengaruh keluarga Marcos di Provinsi Ilocos Norte dan Leyte, bagian utara dan tengah Filipina ditambah kantong kekuatan Duterte di Mindanao bagian selatan. (AP Photo/Aaron Favila).

Kontroversi ikut sertanya Bongbong dalam kontestasi Pilpres Filipina turut menyeret dosa masa lalu sang ayah, Ferdinand Marcos Sr yang di masa kepimpinannya dinilai dipenuhi korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia. (AP Photo/Aaron Favila, File).

Setelah diprotes secara besar-besaran selama empat hari, keluarga Marcos kabur ke Hawaii menggunakan beberapa helikopter Amerika. Bongbong, yang saat itu berusia 28 tahun dan baru merintis karier politik, ikut melarikan diri. Menurut catatan resmi Bea Cukai Amerika Serikat, keluarga Marcos membawa berpeti-peti barang berharga, termasuk perhiasan, busana mewah, dan banyak uang tunai. Marcos, istrinya Imelda, dan kroni mereka diperkirakan menjarah uang negara sekitar US$10 miliar saat masih berkuasa. Hanya US$4 miliar yang pernah dikembalikan ke negara. Marcos Sr meninggal dalam pengasingan di Hawaii tiga tahun berselang, pada 1989. (Photo by Josefiel Rivera/SOPA Images/Sipa USA via REUTERS).

Kembali ke Filipina untuk memulai karir politiknya, Bongbong telah menghadapi beragam tuduhan bahwa dia mencoba membersihkan sejarah kelam rezim pimpinan ayahnya dengan membesarkan pertumbuhan ekonomi dan mengecilkan pelanggaran HAM. Pria 64 tahun itu berdalih dirinya masih terlalu muda saat ayahnya menjabat presiden, untuk bisa memikul tanggung jawab atas kejahatan masa tersebut. Upayanya untuk kembali membangkitkan pengaruh politik keluarga Marcos tampak membuahkan hasil usai dirinya meraih suara terbanyak di Pilpres Filipina 2022. (AP Photo/Basilio Sepe, File).