Thailand - Pengungsi Myanmar tinggal di tepi sungai di perbatasan Thailand. Dipenuhi nyamuk, kekurangan bahan makanan dan air bersih. Akses bantuan asing dihalangi. Sedih.
Foto
Kisah Pengungsi Myanmar yang Hidup di Tengah Kesengsaraan

Ratusan pengungsi Myanmar kini hidup di tengah rumput tinggi tepi sungai di perbatasan Thailand. Mereka terjebak di antara negara yang tidak menginginkan mereka dan negara yang militernya bisa membunuh mereka. Β
Diketahui ribuan orang melarikan diri dari kekerasan yang meningkat setelah pengambilalihan militer di Myanmar. Mereka meninggalkan negaranya ke negara tetangga Thailand untuk mendapatkan keamanan. Nahas, Thailand tidak bisa memberikan kepastian dan keamanan. Β
Otoritas Thailand memerintahkan para pengungsi untuk kembali ke Myanmar. Β
Meskipun undang-undang pengungsi internasional melarang kembalinya orang ke negara-negara di mana kehidupan mereka mungkin dalam bahaya, Thailand tetap meminta ribuan orang yang melarikan diri dari kekerasan oleh militer Myanmar kembali ke rumah. Β
Sejak pengambilalihan tahun lalu, militer Myanmar telah membunuh lebih dari 1.700 orang, menangkap lebih dari 13.000 dan secara sistematis menyiksa anak-anak, perempuan dan laki-laki. Β
Otoritas Thailand mengatakan situasi di sisi perbatasan Myanmar telah membaik sehingga pihak berwenang Thailand memfasilitasi pemulangan sukarela ke sisi Myanmar. Β
Kendati demikian para pengungsi tidak ingin kembali ke negaranya yang penuh resiko. Mereka bersikeras ingin tetap tinggal di tepi sungai di perbatasan Thailand meskipun suram dan menakutkan.
Para pengungsi ini harus menyeberangi perbatasan untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan dan air kemasan. Lalu membawanya kembali ke sisi sungai.
Di sisi sungai Thailand, tenda para pengungsi hampir tidak memberikan perlindungan dari terik matahari, nyamuk, dan hujan.
Makanan dan persediaan lainnya terhitung langka. Sebab, pihak berwenang Thailand menolak bantuan internasional mengakses para pengungsi.
Militer Thailand bahkan tidak mau mengakui keberadaan pengungsi Myanmar di negaranya. Thailand tidak ingin membuat marah para pemimpin militer Myanmar karena menampung pengungsi.