Jombang - Ada satu nama desa di Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, yang dikenal cukup romantis. Namanya Desa Pacar Peluk. Mau tau asal-usulnya? Begini ceritanya.
Foto
Ada Nama Desa Pacar Peluk di Jombang, Begini Asal-usulnya

Kampung ini mempunyai 4 dusun. Yaitu Dusun Pacar, Dusun Peluk, Dusun Soko dan Dusun Tegalrejo. Kehidupan masyarakat dan pendudukΒ yang ada disanaΒ pun sama dengan masyarakat desa pada umumnya. Tidak ada yang spesial terkait romantisme di desa ini.
Usut punya usut, ternyata nama desa ini terinspirasi dari tanaman Pacar Kuku. Daun tanaman bernama latin Lawsonia Inermis ini biasa digunakan untuk pewarna kuku dan lainnya.Β Berdasarkan cerita rakyat, dahulu kala ada dua pengembara dari Jateng, Mbah Wonoyudho dan Mbah Kalam datang ke tempat ini. Mereka menemukan banyak tanaman pacar kuku saat menebang hutan untuk tempat tinggal. Sehingga mereka menamai lokasi tersebut dengan Dusun Pacar.
Saat menebang hutan ke arah utara dari Dusun Pacar untuk memperluas lahan bercocok tanam, Wonoyudho dan anak-anaknya bertemu dengan seorang pertapa yang sedang bersemedi di bawah pohon mangga. Pertapa tersebut membawa bekal beberapa kepal nasi. Bekal itu ia makan menggunakan tangan yang dalam Bahasa Jawa 'dipuluk'.
Peristiwa inilah yang membuat Wonoyudho memberi nama wilayah barunya dengan Dusun Peluk. Berasal dari beberapa kepal nasi yang cara makannya dipuluk. Saat cucu Wonoyudho, Prawiroyudho alias Mbah Konde menjadi lurah pertama tahun 1870-an, kampung ini diberi nama Desa Pacar Peluk dengan menggabungkan nama Dusun Pacar dan Dusun Peluk.
Terdapat kompleks makam khusus mantan Kades Pacar Peluk di Dusun Pacar. Prawiroyudho alias Mbah Konde juga dimakamkan di tempat ini bersama istrinya, Mbah Rahayu. Mbah Konde dikenal sebagai lurah yang sakti dan kaya raya. Ia membangun sejumlah fasilitas di Desa Pacar Peluk.
Mulai dari kantor desa, saluran irigasi, lumbung pangan, hingga tempat ibadahΒ yang telah dibangunnya kala itu. Ia juga sempat menjabat lurah pada zaman penjajahan Belanda tahun 1870-an. Mbah Konde pula yang memberi nama Desa Pacar Peluk. Ia dijuluki Mbah Konde karena rambutnya panjang selalu diikat menggunakan tusuk konde. Mitos yang berkembang saat ini, makam Mbah Konde tidak boleh digunakan untuk tempat berbuat maksiat. Jika nekat melanggar, konon akan menjadi gila atau ekonominya seret.
Penampakan Balai Desa Pacar Peluk. Bangunan ini dibangun pada masa Pemerintahan Mbah Konde atau Prawiroyudho. Sampai saat ini bangunan tersebut masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu peninggalan Mbah Konde di Desa Pacar Peluk.