Jakarta - Menjelang perayaan Hari Waisak, yang jatuh pada Rabu (26/5), umat Buddha di Sekolah Tinggi Agama Buddha Maha Prajana mulai melakukan berbagai macam persiapan.
Foto
Melihat Persiapan Umat Buddha Sambut Trisuci Waisak

Salah satu persiapannya adalah dengan membersihkan patung Buddha dan pelataran tempat sembahyang.
Selain itu umat Buddha mulai menyalakan lilin pelita untuk digunakan esok hari. Ajaran Agama Buddha yang dianut oleh STAB ini adalah Mahayana.
Perlu diketahui acara perayaan Waisak besok akan digelar dan dimulai pada pukul 18.00 WIB.
Karena masih dalam situasi Pandemi COVID-19, maka perayaan acara Waisak pun akan dilaksanakan secara online.
Hari Raya Waisak adalah perayaan agama Buddha yang paling penting, sekaligus termasuk bentuk refleksi ajaran Buddha. Tahun ini, Hari Raya Waisak jatuh pada Rabu, 26 Mei 2021.
Selain itu protokol kesehatan juga tetap harus dipatuhi saat Hari Raya Waisak. Dalam rangka menyambut perayaan Waisak 2021, Sekjen PBB António Guterres mengajak semua elemen masyarakat untuk saling bergandengan tangan mengatasi pandemi COVID-19.
Perlu diketahui lilin-lilin tersebut telah ditulis beberapa nama umat Buddha yang ini di doakan oleh para Bikhu.
Dalam perayaan Waisak, umat Buddha bersama para biksu biasanya berkumpul untuk merayakan tiga peristiwa penting.
Ajaran ini dianut oleh Agama Buddha di Mandarin China. Hal itu bisa dilihat dari kostum pakaian mereka yang terlihat seperti busana kungfu shaolin.
Ketiga peristiwa tersebut ialah kelahiran Siddharta Gautama, momen ketika Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, dan mangkatnya Sang Buddha Gautama. Maka, di kalangan umat Buddha, hari raya Waisak sering disebut juga dengan Tri Suci Waisak.
Karena sangat erat kaitannya dengan sejarah hidup Sang Buddha Siddharta Gautama, Hari Raya Waisak juga dikenal dengan sebutan Hari Buddha.
Dalam pandangan agama Buddha, COVID-19 adalah bencana yang disebabkan penyakit, sesuai dengan Anguttara Nikaya 5.130 (Byasana Sutta).
Merespons hal itu, Buddha mengajarkan untuk melakukan berdana, yaitu membantu masyarakat dalam bentuk materi ataupun non-materi. Selain itu menyongsong perayaan Hari Raya Waisak, Dalai Lama 14 Tenzin Gyatso menyerukan kepada umat Buddha agar melek perkembangan zaman dan menanam sikap toleransi antar-manusia.
Dalai Lama adalah pemimpin spiritual Buddha dari Tibet. Penganut Buddha di Tibet meyakini Dalai Lama sebagai perwujudan insani Avalokitesvara, Bodhisattva Kasih Sayang yang mendedikasikan dirinya untuk kebahagiaan makhluk di alam semesta.