Malaysia - Pendidikan jadi hal penting bagi masyarakat, begitu juga bagi imigran wanita di Malaysia. Lewat pendidikan mereka dapat memperbaiki hidup jadi lebih baik.
Foto
Memberantas Buta Aksara di Kalangan Imigran Wanita

Seorang guru sukarelawan tengah memberikan pelajaran Bahasa Inggris dasar kepada para pengungsi wanita di kawasan permukiman kumuh yang berada di pinggiran Kuala Lumpur, Malaysia.
Meski di tengah keterbatasan, para pengungsi wanita tersebut semangat untuk belajar menulis dan membaca dalam bahasa Malayasia maupun Inggris. Pandemi COVID-19 pun tak menghalangi para wanita tersebut untuk terus menuntut ilmu. Pelatihan membaca dan menulis itu pun digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Dilansir dari AP, para pengungsi wanita itu, beberapa di antaranya telah berusia akhir 50-an belajar membaca dan menulis untuk pertama kali dalam kelas tesebut. Dibantu oleh para relawan, para pengungsi wanita itu diajarkan untuk dapat membaca dan menulis.
Seorang pengungsi wanita, Zaleha Abdul (54) mengatakan, sebelumnya ia tak bisa membaca dan menulis. Namun, dengan adanya pelatihan untuk para pengungsi wanita itu ia sedikit demi sedikit belajar mengenal alfabet.
Seperti halnya Zaleha, sejumlah pengungsi wanita lainnya di Malaysia mempelajari bahasa lokal tanpa mengetahui cara membaca atau menulis. Kondisi itu tentunya membuat para pengungsi wanita itu sulit untuk dapat hidup mandiri.
Atas kondisi tersebut sejumlah orang bergerak untuk memberikan pelatihan bagi para pengungsi wanita di Malaysia itu. Pelatihan membaca dan menulis disediakan sebagai bentuk dukungan pemberdayaan wanita agar ke depannya para pengungsi wanita tersebut dapat hidup mandiri dan juga stabil secara finansial.
Tak hanya di Kuala Lumpur, sejumlah kelas mingguan pelatihan membaca dan menulis bagi para pengungsi wanita di luar Kuala Lumpur pun diselenggarakan. Dilansir dari AP, pelatihan tersebut diberikan oleh kelompok Women for Refugees, yang dibentuk pada bulan September oleh dua mahasiswa hukum untuk membantu para perempuan migran yang buta huruf berintegrasi dalam komunitas lokal dan memberdayakan mereka agar dapat hidup lebih mandiri.