Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!

Foto

Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!

Pradita Utama - detikNews
Sabtu, 14 Des 2019 07:07 WIB

Jakarta - Anak-anak dan orang tua berpose di kawasan pemukiman kumuh kolong tol di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tepatnya mereka berpose ditengah tumpukan sampah.

Menurut penelitian oleh Asian Development Bank Institute, mengungkapkan anak usia 8-17 tahun yang hidup dalam kemisikinan, akan selalu tetap menjadi miskin hingga dia bekerja saat menjadi dewasa.
Setidaknya 87 persen pendapatan mereka akan tetap rendah. Kesimpulan ini didapat lewat penelitian jangka panjang terhadap 22.000 orang dari 7.224 keluarga dari tahun 1993, 2000, 2007, dan 2014.
Mereka yang diteliti berasal dari 13 provinsi dan mewakili 83 persen populasi Indonesia.
Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan kognitif dan keahlian matematika, pendidikan sekolah, informasi mendapatkan pekerjaan dan kesehatan mental.
Hal tersebut berbanding lurus akan pemukiman kumuh di tempat mereka tinggal bahkan dari lahir hingga dibesarkan.
Perlu diketahui, pemukiman kumuh di Jakarta masih sangat banyak dan hingga kini permasalahan itu masih tetap saja terjadi.
Pemukiman kumuh tersebut didominasi oleh sampah plastik. Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan 8,32 ton sampah masuk Teluk Jakarta setiap harinya.
Sampah tersebut didominasi sampah plastik. Beberapa warga Jakarta yang tinggal di kawasan kumuh itu juga memanfaatkan sampah plastik untuk mendulang rupiah dengan cara mendaur ulang sampah.
Menurut data Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), saat ini terdapat 3,7 juta orang di 25 provinsi yang bergantung pada sampah plastik dan sampah daur ulang lain untuk mencari nafkah.
Sampah yang paling banyak dimintai adalah kresek, botol plastik, tutup botol dan kertas.Β 
Selain itu akibat ketidakmampuan ekonomi dari orangtuanya secara langsung berdampak pada pendidikan anaknya yang tinggal disana hingga mereka menjadi besar nantinya.
Perlu diketahui juga banyak anak-anak di Indonesia yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya. Berdasarkan data Kemristekdikti, saat ini masih ada 12% anak miskin yang belum mendapatkan beasiswa.
Angka tersebut tentu saja bisa bertambah setiap tahunnya karena populasi penduduk Indonesia yang semakin padat. Anak-anak yang tinggal di pemukiman kumuh seperti kolong jembatan atau bantaran sungai dan diatas tumpukan sampah di Jakarta adalah contoh fenomena kecil gambaran anak-anak miskin di Indonesia.Β 
Bahkan beberapa dari mereka memiliki cita-cita yang tinggi seperti ingin menjadi Polisi, Dokter, Polwan, TNI hingga Pemadam Kebakaran.Β 
Mungkin yang menjadi tugas paling berat Pemerintahan Indonesia saat ini adalah mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan rakyat khususnya bagi anak-anak yang harus terlepas dari jeratan kemisikinan karena mereka adalah masa depan Bumi Pertiwi ini.
Beginilah potret muram masa depan anak bangsa yang kini berada dipermukiman kumuh diatas tumpukan sampah. Siapa yang salah dan apa tugas kita selanjutnya?
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!
Potret Aku, Sampahmu dan Harapanku!


Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads