.webp)
Alexandria - Alexandria merupakan kota terbesar kedua di Mesir. Di kota itu, Islam pernah berjaya dengan kemajuan peradabannya di masa lalu. Penasaran? Ini potretnya.
Foto
Alexandria Saksi Bisu Kemajuan Peradaban Islam di Utara Mesir
Kamis, 09 Mei 2019 03:50 WIB
Alexandria dibangun oleh Alexander Agung, penguasa Kekaisaran Makedonia, pada 332 SM. Kota tua itu menjadi saksi kemajuan peradaban dunia, mulai dari Romawi hingga Islam di masa lalu. Dok. Wikipedia/David Evers.
Masjid Al Abbas Al Mursi disebut sebagai masjid terindah dan paling bersejarah di Alexandria, Mesir. Masjid yang dibangun pada tahun 1775 M ini didirikan untuk menghormati Syekh Abu Al Abbas Al Mursi seorang ulama Andalusia yang makamnya juga terdapat di dalam masjid ini. Dok. Wikipedia/Share Bear.
Membahas Alexandria tak mungkin tak membahas Masjid Attarine. Masjid ini pada mulanya adalah sebuah gereja, kemudian dialihfungsikan menjadi masjid saat Arab berkuasa. Dok. Pinterest/www.trover.com.
Benteng Qaitbay berada di bibir Laut Mediterania. Benteng ini dibangun pada tahun 1423 M oleh Sultan Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitbay. Dok. Wikipedia/ASaber91.
Benteng ini dibangun untuk menahan serangan dari pasukan Turki Utsmani yang ingin menduduki wilayah Alexandria, Mesir. Dok. Wikipedia/CarstenW.
Benteng Qaitbay kini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan saat berkunjung ke Alexandria. Dok. Wikipedia/ASaber91.
Popularitas perpustakaan Alexandria atau perpustakaan Iskandariyah termahsyur hingga ke penjuru dunia. Perpustakaan ini terkenal dengan koleksinya yang kaya dan menjadi simbol majunya peradaban Alexandria di masa lalu. Dok. Wikipedia/CarstenW.
Perpustakaan Alexandria dibangun pertama kali oleh Ptolemi I pada tahun 323 SM. Meski sempat ditutup, perpustakaan tertua di dunia itu kembali dibuka untuk umum sejak Oktober 2002. Dok. Getty Images.
Istana Muntazah terkenal dengan keindahan tamannya yang memiliki luas mencapai 155 hektare. Di masa lalu Istana Muntazah difungsikan sebagai kediaman Raja Faruk, keturunan terakhir Dinasti Muhammad Ali yang menguasai Mesir sejak abad ke-19. Kini, istana itu menjadi milik negara dan digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu kenegaraan. Dok. Wikipedia/ASaber91.
