Syamsul, Hakim Agung Pemutus Nasib Gudang Garam hingga IKEA

Berdasarkan catatan detikcom, Selasa (3/4/2018), kasus besar terakhir yang mencuat yaitu sengketa merek Gudang Garam Vs Gudang Baru. Awalnya, Gudang Garam kalah dan harus mengakui merek Gudang Baru di tingkat kasasi.

Nah, di tingkat Peninjauan Kembali (PK), Syamsul membalik keadaan. Bersama hakim agung Sudrajat Dimyati dan I Gusti Agung Sumantha. Ketiganya sepakat bila Gudang Garam merupakan merek terkenal dan Gudang Baru mendompleng keterkenalan merek itu.

Kasus sejak 7 tahun silam itu akhirnya dimenangkan Gudang Garam. Gudang Baru harus ganti nama dan Kemenkumham harus menghapus merek Gudang Baru dari daftar merek.

Syamsul pula yang menjadi ketua majelis dalam perkara merek IKEA Vs IKEA Surabaya. Di mana IKEA Surabaya menggugat IKEA dari Swedia pada 2014. Hasilnya, IKEA Surabaya memenangkan kasus itu. IKEA Surabaya merupakan akronim dari Intan Khatulistiwa Esa Abadi.

Selain perkara merek, perdata khusus juga meliputi perkara sengketa kepailitan hingga hak paten. Sebagai mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Syamsul juga mengadili soal persaingan usaha. Salah satu yang ia hukum adalah kartel provider seluler dalam penentuan tarif SMS. Syamsul menghukum lima operator seluler untuk membayar denda ke negara pada 2016 lalu.

Syamsul juga mengadili perkara gugatan perdata mantan hakim Syarifuddin vs KPK. Hasilnya, Syamsul menyatakan KPK telah melakukan perbuatan melawan hukum karena menyita barang Syarifuddin yang tak terkait barang bukti kasus korupsi. KPK dihukum membayar ganti rugi ke Syarifuddin Rp 100 juta. Adapun Syarifuddin, dihukum 4 tahun penjara untuk kasus pidananya.