.webp)
Hong Kong - Kakek berusia 72 tahun di Hong Kong pilih tinggal di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO), padahal dia bergaji Rp 17 juta per bulan. Kok bisa?
Foto
Foto: Kakek Bergaji Rp 17 Juta yang Jadi Gelandangan
Jumat, 26 Jan 2018 15:27 WIB
Cheung Muk-gun (72) adalah seorang kakek di Hong Kong yang bekerja di sebuah toko daging beku di Mong Kok. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Ia bekerja 7 hari dalam seminggu dengan gaji HKD 10.000 (sekitar Rp 17 juta) per bulan. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Gaji Cheung Muk-gun rupanya tak cukup untuk dipakai menyewa apartemen di Hong Kong, serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Lantaran hal tersebut, Cheung Muk-gun memilih untuk tinggal di sebuah gubuk yang dibangunnya sendiri di bawah sebuah jembatan penyeberangan di Mong Kok. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Penampakan gubuk Cheung Muk-gun tempat dia tinggal sehari-hari (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Dilansir Reuters, harga sewa properti yang naik hingga 200 persen dalam satu dekade terakhir, menjadikan sebuah apartemen tanpa jendela dan disharing dengan pengguna lain dihargai dengan HKD 2.000/bulan (sekitar Rp 3,4 juta). (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Sebuah apartemen seluas sekitar 250 kaki persegi (23 meter persegi) di sebuah gedung baru dengan jendela dan kamar mandi dekat Mong Kok dipatok dengan biaya sewa HKD 12.000 (sekitar Rp 20,4 juta) (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Cheung Muk-gun saat memanfaatkan toilet umum di sebuah taman di Mong Kok. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
Cheung menjadi penghuni ‘jalanan’ sejak 5 tahun terakhir. Menurut Society for Community Organization (SocO), sejak 5 tahun itu juga penduduk tanpa rumah di Hong Kong meningkat 30% menjadi sekitar 1.800 orang. (Foto: Dok. REUTERS/Bobby Yip)
