Pada Minggu (23/11), Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan kepada DW bahwa Eropa tengah menghadapi "ancaman serius" terhadap arsitektur keamanannya. Pernyataan itu disampaikan saat negosiasi atas rencana kontroversial Amerika Serikat (AS) terus berlangsung di Jenewa.
Merz menegaskan bahwa kedaulatan Ukraina tidak boleh dikorbankan dalam skema apa pun, termasuk dalam kesepakatan yang diinginkan Trump untuk disetujui sebelum Kamis (27/11).
Apa kata Merz soal rencana perdamaian Ukraina?
Berbicara kepada Michaela Kรผfner dari DW usai KTT G20 di Johannesburg, Merz mengatakan bahwa Eropa sudah mengetahui rencana tersebut. Ia juga telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump sebelum berangkat ke Afrika Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengetahui rencana 28 poin ini sejak Jumat lalu," kata Merz.
"Saya berbicara dengan Presiden Trump sebelum saya berangkat. Saya sampaikan bahwa kami bisa menyetujui beberapa poin, tetapi ada juga hal-hal yang tidak bisa kami setujui. Dan saya tegaskan bahwa kami sepenuhnya sejalan dengan Ukraina, bahwa kedaulatan negara tersebut tidak boleh dipertaruhkan."
Ia menyebut negosiasi di Jenewa berlangsung serius dan dipimpin para penasihat keamanan nasional dari AS, Ukraina, dan Eropa. "Kami tidak tahu bagaimana hasil akhirnya," ujar Merz.
"Namun pada akhirnya, kedaulatan Ukraina tidak boleh diganggu gugat."
Negara-negara Eropa yang mendukung Ukraina menolak rencana tersebut. Pasalnya, rencana itu mensyaratkan Kyiv menyerahkan wilayah yang luas kepada Rusia, membatasi ukuran militernya, serta sejumlah ketentuan lainnya.
Merz mengatakan perang telah mengguncang stabilitas Eropa selama hampir empat tahun. "Kami melihat serangan serius terhadap infrastruktur kami. Kami melihat serangan besar terhadap keamanan siber kami. Ini ancaman mendalam bagi tatanan politik seluruh benua," ujarnya. "Itulah alasan kenapa kami begitu terlibat."
Ia juga memperingatkan bahwa tenggat Kamis (27/11) yang ditetapkan Trump untuk menyelesaikan seluruh detail rencana tersebut tidak realistis. "Saya kira tidak mungkin menyepakati seluruh 28 poin," katanya.
Sejauh apa peran Eropa dalam rencana perdamaian ini?
Merz menegaskan bahwa Eropa justru mengusulkan langkah yang lebih kecil. Selain itu, menurutnya, Eropa juga masih memiliki kendali atas hasil akhir yang bisa dicapai.
"Kami mencoba menentukan bagian mana dari rencana ini yang bisa disepakati secara bulat oleh Eropa, Amerika, dan Ukraina di satu sisi, serta Rusia di sisi lain," katanya. "Ini sangat rumitโฆ saat ini kami mencoba menyiapkan langkah sementara hingga Kamis. Dan saya tahu Presiden Trump ingin setidaknya ada hasil sementara pada hari itu."
Merz menegaskan bahwa Eropa memegang kendali atas elemen-elemen kunci dalam rencana tersebut. "Aset Rusia yang berada di Brussel tidak bisa dibayarkan kepada Amerika. Itu tidak masuk akal," katanya. "Jadi, jika rencana ini benar-benar dijalankan, dukungan Eropa pasti diperlukan."
Ia juga menyebut Cina bisa membantu menekan Rusia. "Cina bisa berperan. Cina bisa memberi tekanan tambahan pada Rusia untuk mengakhiri perang ini," ujarnya.
Merz menambahkan bahwa ia mengadakan "pertemuan panjang" dengan Perdana Menteri Cina Li Qiang dalam rangka persiapan kunjungan kenegaraan tahun depan. Ia berharap gencatan senjata bisa dicapai sebelum kunjungan tersebut terlaksana.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Melisa Ester Lolindu
Tonton juga video "Putin Terima Rencana Perdamaian yang Dirancang Trump"
(ita/ita)










































