PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Selasa, 28 Okt 2025 14:47 WIB
Jakarta -

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Takaichi bertemu Trump di Tokyo pada Selasa (28/10), di mana keduanya membahas isu ekonomi dan keamanan.

"Dalam waktu singkat, dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian," ujar Takaichi melalui penerjemah. "Saya pribadi sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda, pak Presiden (Trump)," tambahnya.

Ambisi Trump mengejar Nobel Perdamaian

Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump semakin gencar menyoroti perannya dalam menciptakan perdamaian dunia. Ia mengklaim telah mengakhiri sejumlah konflik besar dan menyebut dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian.

Namun, banyak pengamat menilai klaim itu berlebihan. Menurut analis, pujian dari para pemimpin dunia terhadap Trump kini juga menjadi strategi diplomatik untuk menjaga hubungan baik dengan Washington.

Selain Takaichi, sejumlah tokoh lain telah lebih dulu menominasikan Trump untuk penghargaan tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump "layak mendapatkannya", sementara Presiden Gabon Brice Oligui Nguema memuji peran Amerika Serikat dalam memediasi perdamaian antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

"Trump telah membawa perdamaian ke wilayah yang selama ini dianggap mustahil. Saya percaya ia pantas mendapat Nobel Perdamaian," ujar Nguema pada Juli lalu.

Di Asia Tenggara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet juga mengajukan nominasi serupa sehari sebelumnya, setelah penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja yang difasilitasi oleh Trump.

Sepanjang sejarah, hanya dua presiden Amerika yang pernah menerima Nobel Perdamaian, yakni Jimmy Carter dan Barack Obama.

Usai dipuji PM Jepang, Trump temui keluarga korban penculikan oleh Korea Utara

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu. Pertemuan itu berlangsung di Tokyo, tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memuji kepemimpinan Trump dan menyatakan akan menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat "akan mendukung sepenuhnya" upaya keluarga korban untuk mencari kejelasan nasib kerabat mereka yang hilang.

Korea Utara selama bertahun-tahun membantah tuduhan penculikan, sebelum akhirnya pada 2002 mengakui bahwa agen-agennya menculik 13 warga Jepang untuk dijadikan pelatih bahasa dan budaya bagi mata-mata Korea Utara.

Pertemuan itu digelar menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seiring keberangkatan presiden Amerika tersebut ke Korea Selatan dalam lanjutan tur Asia-nya.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

Editor: Prihardani Tuah Purba

width="1" height="1" />

Simak juga Video 'Pujian PM Jepang ke Trump: Damaikan Thailand-Kamboja hingga Gaza':




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork