PBB: Pasokan Makanan ke Gaza Masih Jauh dari Target

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Kamis, 23 Okt 2025 08:10 WIB
Jakarta -

Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) PBB mengatakan pada Selasa (21/10) bahwa pasokan makanan ke Gaza yang seharusnya adalah 2.000 ton per hari, masih jauh dari target.

Sejak terjadinya gencatan senjata yang dimediasi AS, pasokannya mulai meningkat, tetapi tetap belum cukup.

Target itu belum terpenuhi karena saat ini hanya dua jalur perbatasan yang dibuka, dan tidak ada yang menuju wilayah utara Gaza yang dilanda kelaparan. Dua jalur perbatasan yang dikendalikan Israel itu adalah Kerem Shalom di selatan dan Kissufim di tengah.

WFP mengatakan sekitar 750 ton makanan kini masuk ke Jalur Gaza setiap hari, tetapi jumlah ini masih jauh dari kebutuhan setelah terjadinya dua tahun konflik antara Israel dan Hamas. Situasi ini telah mengubah sebagian besar wilayah Gaza menjadi gurun dan membuat hampir seluruh penduduknya kehilangan tempat tinggal.

"Untuk bisa mencapai peningkatan pasokan sebesar ini, saat ini kami harus memanfaatkan setiap pos perbatasan yang ada," kata juru bicara WFP, Abeer Etefa, dalam konferensi pers di Jenewa.

Etefa menjelaskan, beberapa pasokan gizi untuk anak-anak dan ibu hamil telah mencapai wilayah utara melalui jalur selatan, tetapi jumlahnya masih jauh dari yang dibutuhkan.

"Kami belum melakukan konvoi berskala besar ke Kota Gaza atau ke wilayah utara Gaza," ujarnya.

Pasokan makanan yang telah dikirim sejauh ini cukup untuk memberi makan sekitar setengah juta orang selama dua minggu, tambahnya.

Banyak warga Gaza menyimpan makanan yang mereka terima karena khawatir pasokan bisa habis lagi.

"Mereka memakan sebagian, kemudian membagi dan menyimpan sebagiannya untuk keadaan darurat, karena mereka tidak yakin berapa lama gencatan senjata akan bertahan dan apa yang akan terjadi selanjutnya," katanya.

Jalur perbatasan perlu dibuka untuk menambah pusat distribusi makanan

Sejauh ini, 26 dari 145 pusat distribusi yang direncanakan di wilayah pesisir yang sebelumnya diblokade telah dibuka, dan semuanya berada di Gaza bagian selatan atau tengah.

WFP menambahkan bahwa sulit membuka pusat distribusi makanan lebih banyak dan lebih cepat karena situasi di Gaza mengalami kehancuran parah dan banyak tumpukan reruntuhan di jalan. Untuk bisa menyalurkan makanan ke utara, sangat penting membuka jalur perbatasan terdekat.

Namun, Etefa mencatat bahwa sejak gencatan senjata, tidak ada laporan pembajakan truk, baik oleh orang-orang yang kelaparan maupun kelompok bersenjata.

"Orang-orang sekarang sedikit lebih optimistis bahwa makanan akan dikirim dan semua orang akan terpenuhi kebutuhannya, meski masih berhati-hati," ujarnya.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Prita Kusumaputri

Editor: Rizki Nugraha

Simak juga Video Mahkamah Internasional: Israel Wajib Permudah Bantuan Masuk ke Gaza


width="1" height="1" />




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork